Jembrana (Metrobali.com)

 

Kasus rabies di Kabupaten Jembrana mengalami penurunan. Sejak dua bulan belakangan, Agustus dan September 2022 hanya terjadi belasan kasus. Dan memasuki minggu kedua di bulan Oktober ditemukan satu kasus.

Data yang diperoleh dari Bidang Kesehatan Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, kasus rabies tertinggi terjadi di bulan April dan Mei 2022. Bahkan menyebabkan seorang warga meninggal dunia.

Di bulan Januari ditemukan 15 kasus, Pebruari 11 kasus dan Maret 13 kasus. Pada bulan April 2022 kasus rabies melonjak drastis sebanyak 45 kasus dan di bulan Mei 31 kasus.

Di bulan selanjutnya kasus rabies mengalami penurunan yakni di Juni 25 kasus, Juli 23 kasus dan di bulan Agustus serta September hanya belasan kasus, masing-masing 11 Kasus.

“Astungkara, sekarang sudah mulai menurun. Malah penurunannya jauh sekali. Bulan Oktober ini sampai hari ini hanya ditemukan 1 kasus saja” ujar Kabid Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa, Selasa (11/10/2022).

Penurunan kasus rabies disebutnya dampak dari vaksinasi massal yang dilakukannya di bulan April, Mei dan Juni di tahun ini. “Karena adanya virus PMK, mulai Juli sementara kita fokus ke penanganan PMK” imbuhnya.

Meskipun vaksinasi massal masih belum bisa dilaksanakan, pihaknya tetap gencar melakukan sosialisasi ke desa-desa dengan harapan masyarakat lebih peduli terhadap kasus rabies.

“Vaksinasi rabies hanya dilakukan jika emergency. Kami juga masih melakukan penyisiran. Artinya, ketika ditemukan kasus, baru dilakukan vaksinasi karena untuk saat ini kita masih fokus ke PMK” ungkapnya.

Terkait ketersediaan stok vaksin rabies menurutnya masih aman. “Vaksinasi massal pasti kami lakukan lagi. Kami masih menjadwalkan ulang, apalagi kami kekurangan personel” jelasnya.

Agar kasus rabies tidak meningkat lagi, ia berharap ada peran serta dari masyarakat. “Intinya kami berharap kasus rabies tidak meningkat lagi. Disini peran serta masyarakat sangat penting dengan aware atau peduli terhadap lingkungan” pungkasnya. (Komang Tole)