Denpasar (Metrobali.com)-

Penderita HIV/AIDS di Kota Denpasar tercatat sejak tahun 1987 hingga Maret 2012 sebanyak 2.408 kasus, kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara.  “Penduduk Denpasar adalah masyarakat heterogen dan mobilitasnya sangat tinggi, tidak menutup kemungkinan kasus tersebut akan meningkat. Sebab kasus HIV/AIDS seperti gunung es, hanya terlihat dipermukaan saja,” kata Jaya Negara di Denpasar, Sabtu 26 Mei 2012.
Pada acara diskusi bersama Komunitas Jurnalis Peduli AIDS itu, ia mengatakan, dari kasus tersebut terdiri dari penghidap HIV sebanyak 1.218 kasus, yakni kaum perempuan 457 orang dan laki-laki 761 orang.
Sedangkan, untuk kasus AIDS sebanyak 1.190 orang terdiri dari perempuan 376 orang dan laki-laki 814 orang.
“Kami telah berupaya melakukan penanganan dan sosialisasi terhadap bahaya HIV/AIDS kepada elemen masyarakat. Baik kalangan pelajar, mahasiswa termasuk juga masyarakat umum, di antaranya pekerja kafe, panti pijat dan PSK,” kata Jaya Negara yang juga Wakil Wali Kota Denpasar itu.
Sementara itu. anggota KPAD Provinsi Bali Ketut Sukanata menyebutkan, kumulatif kasus AIDS setiap tahun di Pulau Dewata meningkat cukup signifikan.

“Pada tahun 2010, warga yang terjangkit 4.210 orang, sedangkan akhir 2011 yang terjangkit 5.222 orang,” katanya.
Dikatakan, kasus HIV/AIDS di Bali berdasarkan umur, yaitu usia produktif 20-29 tahun sebanyak 1.197 orang, umur 30-39 tahun 969 orang, usia 40-59 tahun 333 orang. bahkan ironisnya, usia satu tahun ke bawah sudah ada 19 kasus HIV/AIDS.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Luh Putu Sri Armini mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya pencegahan di antaranya dengan penyuluhan sejak tahun 2011 hingga sekarang kepada desa/kelurahan, sekolah, populasi berisiko.
Termasuk juga pembentukan dan pelatihan tutor sebaya KSPAN terhadap 11 sekolah di Denpasar.
“Kami juga mendukung pembiayaan pemeriksaan laboratorium bagi ODHA, sosialisasi penanganan jenazah kepada bendesa (ketua adat) dan berbagai kegiatan lainnya,” kata Sri Armini.
Untuk rencana tahun ini, kata dia, pihaknya membentuk kelompok kerja PMTS tingkat Kota Denpasar termasuk juga pengadaan buku pemulasaran jenazah dan PIN “Generasi Sehat Generasi Bebas HIV dan Narkoba”.
“Buku tersebut nantinya akan dibagikan kepada desa/kelurahan. Sedangkan PIN itu akan dibagikan kepada sekolah serta kelompok pemuda dan pemudi (sekaa teruna),” ujarnya.
Sri Armini juga mengharapkan, instansi terkait dan LSM peduli AIDS terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya dari penyakit mematikan ini. Karena hingga saat ini, penyakit AIDS belum ditemukan obatnya.
“Bahkan, saat ini hampir semua sekolah di tingkat SMA/SMK di Denpasar telah membentuk pokja tersebut dalam upaya menyosialisasikan pencegahan penyakit itu,” katanya.
Di tempat terpisah, Wakil Komisi IV DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan, kasus HIV/AIDS di Pulau Dewata terus meningkat tajam bahkan telah melanda kalangan bayi.
“Saat ini kasus penyakit yang melemahkan imunitas tubuh manusia ini tidak hanya terbatas pada orang dewasa, tapi juga terhadap bayi  tertular ibunya yang terjangkit penyakit mematikan tersebut,” katanya.
Ia mengatakan, di Kabupaten Tabanan, misalnya, 17 bayi diberitakan positif mengidap HIV/AIDS sejak lahir.
“Guna mengerem laju pertambahan kasus HIV/AIDS itu, Pemprov Bali, pemkab dan pemkot se-Bali harus secepatnya melakukan upaya sistematis guna memecahkan dan menanggulangi masalah yang mengancam masa depan Bali,” katanya. BOB-MB