Karya Panca Wali Krama di Pura Mandara Giri Semeru : Dihadiri Gubernur Jatim Sukarwo
Puncak Karya Panca Wali Krama di Pura Mandara Giri Semeru Agung Senduro Lumajang Jawa Timur, berlangsung 6 Juli 2014 lalu dihadiri Gubernur Jatim Sukarwo, Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, Bupati Klungkung I Wayan Suwirta dan Wakil Bupati Karangasem I Made Sukerana, SH.
Upacara Pancawali Krama yang didahului dengan menggelar upacara Labuh Gentuh di Segara Watu Pecah Banyuwangi Jatim, dan Upacara Ngenteg Linggih dipuput Ida Pedada Gede Nyoman Jelantik Dwaja dari Geria Dauh Pasar Budakeling, Bebadem dan Ida Pedanda Gede Ngenjung dari Geria Selat, Karangasem. Upacara Labuh Gentuh dan Melasti di Segara Watu Pecah menggunakan sarana upakara Bebangkit, 1 Catur Muka, Suci Pejati, Bagya Pulekerti Agung, Penyegjeg Gumi, Suku Telu, Yama Raja, Misudha Bumi, Dangsil, Caru Labuh Gentuh, Lantaran, Sarad Tegteg diirigi wewalen Gong, Rejang, Baris Gede dan Wayag Gedog. Sementara Upakara Pancawali Krama di Pura Mandara Giri Semeru Agung menggunaka 6 Catur Muka dipuput 5 pendeta masing-masing I P Gde Nyoman Jelantik Dwaja, IP Gde Ngenjung, I P Gede Dwija Nugraha dari Geria Demung Budakeling, I P Gede Wayan Demung dari Geria Demung Budakeling dan I P Gede Kertayoga dari Geria Panji Budakeling.
Menurut penuturan Jero Mangku Kade Suardika selaku panitia karya didampingi Jero Mangku Ketut Surada menambahkan, Pura Mandhara Giri Semeru Agung merupakan salah satu Pura Kahyangan Jagat di Nusantara. Secara eksistensi dalam peradaban Hindu Siwa termasuk yang paling tua. Penghayatan agama secara immanent dan transendent, pura-pura kahyangan jagat yang ada di Bali, Jawa dan Lombok tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Pura Agung Mandara Giri Semeru yang berada disebelah timur kaki Gunung Semeru. Demikian juga keberadaan Gunung Semeru tidak bisa dipisahkan dari Gunung Mahameru di India, menurut sumber-sumber kitab suci yang berstana Pura Mandhara Giri Semeru Agung adalah Siwa Pasupati, merupakan perwujudan Tuhan dalam memberikan hidup (roh) dan kekuatan dari benda dan mahluk dan sebagai Raja semua mahluk di alam semesta. Sehingga sangat sentral posisinya dalam Hindu Siwaistis dan kerahayuan Nusantara.
Ketua urusan upakara Jero Mangku Ketut Surada mengatakan, saat Ida Betara katuran Nyejer dalam ragkaian Karya Panca Wali Krama, putra-putra beliau juga distanakan antara lain Ida Betara Lempuyang, Ida Betara Batur, Ida Batara Besakih, Ida Betara Andekasa, Ida Betara Manik Corang Pura Pejeng Gianyar, Ida Betara Puncak Mangu, Ida Betara Watu Karu dan Ida Betara Gunung Rinjani. Sedangkan yang di Jawa juga distanakan Ida Betara-Betara yang berstana di sejumlah Gunung antara lain Gunung Bromo, Gunung Arjuna, Gunung Dieng, Gunung Raung dsb..
Berkaitan dengan pelaksanaa upacara rutin 10 tahunan Pemkab Karangasem juga menghaturkan upacara Bakti Ngayarin tanggal 13 Juli 2014 dan Penyineban tanggal 26 Juli 2014. Menurut penjelasan Sekda Ir. I Gede Adnya Mulyadi, M.Si didampigi Ka.Bag Kesra Drs I Wayan Astika, M.Si, kegiatan aturan penganyar yang dilaksanakan di Pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang merupakan aturan upakara rutin dari Pemkab. Karangasem terkait pelaksanaan Pujawali Panca Wali Krama setiap 10 tahun sekali. Untuk kelengkapan aturan penganyar menggunakan paket kelengkapan bebanten suci bebangkit mengikuti prosesi karya dengan konsep upakara menggunakan carur muka, recananya dipuput Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Geria Budha Dauh Pasar Budakeling, Bebandem, Karangasem.
Bupati I Wayan Geredeg, SH, M.AP mengatakan, kegiatan ngaturang bakti penganyar merupakan rangkaian dari kewajiban Pemerintah Kabupaten Karangasem dalam memperkokoh spiritual umat melalui pelaksanaan ritual keagamaan. Tujuannya tidak lain untuk mendoakan terciptanya kerahayuan jagat agar terhindar dari kali sengara lara roga seperti bencana alam serta berbagai bentuk penderitaan duniawi. Dengan pendekatan dan pendakian kerokhanian lebih teringat kepada Sang Pencipta maka sesungguhnya kita sedang menyadari hakekat kehidupan untuk bisa kembali kepadaNya.
Karya Panca Wali Krama di Pura Mandara Giri Semeru Agung Senduro Lumajang diawali upakara Nuur Tirta Sidakarya, upakara Matur Piuning, Negtegang, Nunas Pengalang sasih, Nyamuh, Ngadegang Tapini, Ngadegang Sang Hyang Guru Dadi, Nanceb Sanggar Bilang Bucu, Ngadegang Pengemit Karya serta Ngunggahang Sunari, Mlaspas, Mepepada dan Puncak Karya yang jatuh pada tanggal 6 Juli 2014. Upakara Nganyarin dilakuka bergilir atara Pemkab – Pemkab di Bali Karangasem dan Kota-Kota di Jawa Timur. BUD-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.