Foto: Penua Warga Sekar Anom Bajangan, Made Mudarta (kiri) bersama Bupati Klungkung Nyoman Suwirta  (tengah)  bersama Panglingsir Warga Sekar Anom Bajangan Made Dapir (kanan) di sela-sela Rangkaian Karya Mamungkah , Melaspas , Ngenteg Linggih , Numbung Pedagingan , Taur Balik Sumpah Lan Mapedudusan Agung di Pura Dalem  Bajangan Semarapura pada Anggara Pon Wuku Kulawu, 4 Oktober 2022.

Klungkung (Metrobali.com)-

Warga Sekar Anom Bajangan seluruh Bali menggelar Upakara Catur Muka Karya Mamungkah , Melaspas , Ngenteg Linggih , Numbung Pedagingan , Taur Balik Sumpah Lan Mapedudusan Agung di Pura Dalem  Bajangan Semarapura, yang berlokasi di Jalan Gunung Batur, Semarapura Kelod Kangin, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Puncak karya akan berlangsung pada Anggara Kliwon Wuku Dukut, Selasa 11 Oktober 2022.

Rangkaian upakara telah berlangsung sejak Sukra Wage Wuku Uye, 26 Agustus 2022. Sementara itu pada Anggara Pon Wuku Kulawu, 4 Oktober 2022 digelar berbagai rangkaian upakara seperti Melaspas Tawur, Taur Balik Sumpah, Mendem Pedagingan, dan Masupati Pralingga. Rangkaian upakara ini dihadiri langsung Bupati Klungkung Nyoman Suwirta yang disambut para penglingsir dan penua Warga Sekar Anom Bajangan diantaranya I Ketut Sukertha, Made Dapir, Made Mudarta serta sejumlah tokoh.

Rangkaian upakara Melaspas Tawur, Taur Balik Sumpah, Mendem Pedagingan, dan Masupati Pralingga ini dipuput Ida Pedanda Gde Tembau dari Geriya Aan, Banjarangkan, Klungkung, lalu Ida Pedanda Gde Wayahan Kenita dari Geriya Tengah Sengguan dan Ida Dalem Dharma Sogatha dari Puri Agung Klungkung. Rangkaian upakara juga diisi dengan Pesantian, Gong Gede, Topeng Sida Karya, Tari Rejang dan Wayang Lemah.

Dalam rangkaian upakara ini Bupati Klungkung Nyoman Suwirta besama Penglingsir Puri Agung Klungkung, Ida Dalem Semara Putra didampingi para penglingsir dan penua Warga Sekar Anom Bajangan mendapatkan kehormatan mendem pedagingan.

I Ketut Sukertha selaku Penglingsir Warga Sekar Anom Bajangan mengungkapkan hari ini adalah pelaksanaan upacara Bhuta Yadnya Taur Balik Sumpah di Pura Dalem Sekar Anom Bajangan yang diamong oleh pratisentana Sekar Anom Bajangan seluruh Bali.

“Tujuan dari rangkaian upacara ini adalah untuk membersihkan atau nyomia segala kekotoran yang ada di Pura Dalem Sekar Anom Bajangan.  Sehingga Ida Bhatara malinggih serta memberikan kesejahteraan bagi pratisentana Sekar Anom Bajangan,” paparanya.

Mengenai sejarah berdirinya Pura Dalem Sekar Anom Bajangan ini, Ketut Sukertha mengungkapkan keberadaan Pura Dalem Bajangan ini bermula dari Ngurah Bajangan yang ngayah dan ngiring Ida Dalem Klungkung sebagai juru hias.

Hal senada juga disampaikan oleh Made Dapir selaku Panglingsir Warga Sekar Anom Bajangan. Tujuan dari pada upacara yadnya ini adalah untuk meningkatkan kesucian pura agar ajeg Ida Bhatara malinggih dan memberikan rahmat berupa kesejahteraan. Selain itu, diharapkan Pasemetonan Sekar Anom Bajangan semakin raket, bersatu dan komunikasi terjalin lebih baik.

“Terutama antar generasi muda harapannya dengan adanya upakara ini agar saling mengenal bahwa mereka satu pratisentana Soroh Bajangan,” ujar Made Dapir yang juga seorang pengusaha kontraktor sukses ini.

Sementara itu salah satu Penua Warga Sekar Anom Bajangan, Made Mudarta menuturkan Karya Mamungkah, Melaspas , Ngenteg Linggih , Numbung Pedagingan , Taur Balik Sumpah Lan Mapedudusan Agung di Pura Dalem Sekar Anom Bajangan ini menurut lontar Bali dan kepercayaan umat Hindu Bali  diadakan sekurang-kurangnya dalam rentang waktu 25 tahun sampai 30 tahun.

“Sementara itu untuk upakara kali ini merupakan gelaran yang ketiga, dimana yang pertama dilaksanakan pada tahun 1966, yang kedua tahun 1995 dan yang ketiga tahun 2022 ini. Maka upakara yang ketiga ini persis 27 tahun dari rentang upakara yang kedua,” teranga Mudarta.

Made Mudarta menambahkan, tujuan pokok dari upacara tersebut adalah untuk menjaga taksu Bali. Tanpa adat budaya yang lestari, maka taksu Bali akan redup, Bali tidak bersinar dan wisatawan mancanegara juga tidak berminat datang ke Bali. Jadi karena upacara-upacara yang dilakukan seperti yang dilaksanakan hari ini, keseimbangan & keharmonisan alam Bali akan tetap terjaga serta sebagai bagian dari implementasi nyata dari konsep Tri Hita Karana.

“Yakni hubungan yang harmonis manusia dengan tuhan, hubungan harmonis manusia dengan manusia serta hubungan dengan alam lingkungan, demikian juga terhadap bhuta kalanya, itu semua dijaga dan dimuliakan oleh masyarakat hindu Bali,” terang tokoh Bali asal Jembrana ini.

Ia lantas berharap rangkaian upacara yang dilaksanakan oleh di Pura Dalem Bajangan memargi antar. Made Mudarta juga berharap agar generasi muda bisa ikut berpartisipasi melestarikan adat dan Budaya Bali demi keajegan Bali dan kuatnya desa adat.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta yang hadir dalam rangkaian upakara di Pura Dalem Sekar Anom Bajangan ini mengatakan pihaknya mewakili Pemerintah Daerah dan pribadi mengucapkan selamat atas terselenggaranya rangkaian upakara di Pura Dalem Sekar Anom Bajangan ini . Pihaknya juga mengapresiasi atas terlaksananya Yadnya Utama tersebut.

“Saya berharap melalui upacara ini semeton Sekar Anom Bajangan dianugerahkan kerahayuan dan rasa persaudaraannya semakin erat,” ungkapnya.

Puncak Karya Mamungkah, Melaspas , Ngenteg Linggih , Numbung Pedagingan , Taur Balik Sumpah Lan Mapedudusan Agung di Pura Dalem  Bajangan ini akan berlangsung pada Anggara Kliwon Wuku Dukut, Selasa 11 Oktober 2022 dan diharapkan seluruh rangkaian upakara berjalan lancar atau labda karya sidaning don. (dan)