Keterangan foto: Yayasan Kaki Kita yang berbasis di Singaraja/MB

Singaraja (Metrobali.com) –

Karfa, gerakan sosial yang bernaung di bawah Yayasan Kaki Kita yang berbasis di Singaraja memberdayakan disabilitas sebagai SDM.

Bahkan profit dari usaha daur ulang sampah plastik yang mereka dirikan digunakan untuk pembuatan kaki palsu bagi disabilitas yang memerlukan.

Hal itu disampaikan Ketua Yayasan sekaligus Owner Karfa, I Made Adityasthaba.

Dijumpai wartawan pada Minggu (16/1/2022), Karfa sekarang berfokus bergerak pada tiga hal sosial diantaranya merawat luka diabetes, membuat kaki palsu untuk pasien tidak mampu dan pemberdayaan disabilitas.

“Untuk menjalankan roda yayasan dan misi kemanusiaan ini dengan mendirikan unit usaha yang bernama Karfa yang sedang fokus pada pengolahan sampah plastik,” tuturnya.

Motivasi pertama, kata dia, disabilitas harus produktif, dengan menyiapkan lapangan kerja dan model pekerjaan yang dapat dilakoni. Untuk kinerja dan hasil, tentu tidak kalah dengan pekerja normal.

“Dari pelatihan ini, awalnya kami bermimpi hal besar yakni memikirkan lingkungan dan disabilitas yang harus diberdayakan,” ungkapnya.

Melalui Inkubasi Bisnis UNHI yang memberi ruang lebar kepada Karfa, Aditya mengatakan pihaknya selalu ikut dalam pengembangan mindset.

Gambaran penembangan bisnis, jenis produk, dan banyaknya disabilitas yang dapat diberdayakan.

Pada 2027 pihaknya berharap mampu memberdayakan 30 orang disabilitas.

“Sekarang baru 4 orang. Mengumpulkan disabilitas itu mudah, namun tantangannya memberdayakan agar produktif secara berkelanjutan itu susah,” akunya.

Untuk bahan baku, pihaknya mengaku berkolaborasi dengan pengepul melalui bank sampah atau rumah plastik. “Juga organisasi pecinta lingkungan, maupun warung makan yang mendonasikan sampahnya kepada kita,” tutupnya.

Karfa saat ini sedang berada dalam naungan Inkubator Bisnis Universitas Hindu (Inbis Hindu) dan didukung para mentor HAWK yang berkompeten dalam pengembangan bisnis agar berkelanjutan. HD-MB