OPERASI ANGKUTAN

Denpasar (Metrobali.com)-

Agus Tay Hamba May (sebelumnya ditulis Agustinus Tai Andamai) beberapa kali mengubah keterangannya soal pembunuhan Engeline. Begitu jasad Engeline ditemukan pada 10 Juni lalu, Agus langsung ditetapkan sebagai tersangka tunggal. Sebabnya, polisi menemukan bukti kuat berupa baju dan celana Agus dalam bungkusan jasad Engeline yang dikubur di halaman belakang rumahnya, Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar.

Agus juga mengakui jika ia yang menghabisi nyawa bocah mungil tersebut. Bahkan, Agus kala itu mengaku jika ia juga telah memperkosa bocah berusia 8 tahun itu. Belakangan, Agus mengubah keterangannya secara total. Ia membantah melakukan pembunuhan Engeline, apalagi memperkosanya. Ia menyebut jika ibu angkatnya sendiri, Margriet Christina Megawe lah yang membunuh Engeline.

Keterangan Agus terakhir lah yang akhirnya juga menjerat Margriet sebagai tersangka utama pembunuhan keji tersebut. Rupanya bukan tanpa sebab Agus mengubah keterangannya dan menyampaikan peristiwa pembunuhan itu secara jujur.

Kandokang Madik lah yang membuat Agus berkata jujur. Kandokang Madik merupakan ibu kandung Agus. Ia sengaja didatangkan ke Bali untuk mengetahui latar belakang Agus. Kandokang Madik datang ke Bali bersama kakak Agus, Hiwa Hamandoru.

Sore tadi, kuasa hukum Agus, Hotman Paris Hutapea dan Haposan Sihombing berkesempatan menemui mereka. Dalam pertemuan itu, kakak Agus, Hiwa Hamandoru menjelaskan, begitu Agus diketemukan dengan ibunya, ia langsung menangis sejadi-jadinya di pelukan ibunya tersebut. Agus, kata Hiwa, tak mau melepaskan pelukan kepada ibunya.

“Waktu itu saya meminta kepada Agus agar dia berbicara terus terang kepada polisi dan pengacara yang saat itu mendampingi kami. Dia akhirnya berbicara terus terang sambil terus menangis,” ujar Hiwa, Kamis 2 Juli 2015.

Saat bertemu ibunya itulah Agus berjanji menyampaikan keterangan dengan jujur. Ia mengakui jika pada keterangan sebelumnya berkata bohong. “Saya melihat Agus itu berkata jujur. Saya kenal betul adik saya. Saya tahu kalau dia jujur atau berbohong. Dan, saat menyampaikan kepada saya itulah hal yang jujur,” kata Hiwa.

Ia juga bertanya soal alasan ikut dalam pembunuhan tersebut. Agus mengaku jika dirinya sama sekali tidak membunuh. Ia hanya disuruh mengubur jenazah Engeline. Hiwa mengisahkan, Agus mau menguburkan jasad Engeline lantaran di bawah ancaman Margriet. Ia juga diiming-imingi bayaran senilai Rp200 juta bila mau menguburkan jasad Engeline. “Saya bertanya lagi, apakah ini benar atau tidak. Agus menjawab jika pengakuan ini yang paling benar. Dan, dia berjanji jika dia tidak akan mengubah pernyataan ini lagi,” papar Hiwa.

Hiwa juga mempertanyakan alasan Agus mengubah-ubah pengakuannya. Ia mengaku jika yang disampaikan sebelum ia memberikan keterangan pada 17 dan 20 Juni lalu adalah bohong. “Pengakuan terakhir itulah yang paling benar. Dia berjanji sudah tidak mengubah lagi pengakuannya tersebut,” tutup Hiwa. JAK-MB