Klungkung ( Metrobali.com )

Khasus meninggalnya siswa SMAN 1 Nusa Penida akibat dipukul teman sekelasnya menjadi brita Kontroversi  antara pihak Kapolres dengan tim optosi Sanglah. Untuk itu Kamis ( 21/3 ) Mapolres Klungkung kambali menegaskan kalau temuan soal Cacing dalam tubuh korban memang benar adanya. Hal ini ditegaskan Kasubag Humas Polres Klungkung AKP Made Sudanta yang didampingi KBO Intel Iptu Made Budiarta di Mapolres. Bahkan saat itu Budiarta yang ikut menyaksikan dalam Otopsi jasad korban menunjukan bukti berupa rekaman saat dilakukan otopsi. Dimana rekaman tersebut juga ditunjukan ke para wartawan. Dari kasat mata memang terlihat ada benda seperti Cacing. Hanya saja Sudanta meralat kalau Cacing tersebut jenisnya tidak jelas yang jelas ada cacing, ujarnya.

Sementara dalam kesempatan itu Metrobali bersama rekan Wartawan yang hadir sempat juga melihat bukti rekaman yang diperlihatkan Budiarta yang didampingi Sudanta. Tampak cacing tersebut memang benar adanya namun jenis tidak diketahui.

Menurut Budiarta soal keberadaan Cacing juga diakui oleh tim Otopsi yakni dr IB Alit. “Saat itu dr IB Alit sempat bilang ada Cacing dan dr Dudut juga ada disana namun beliau tidak berbicara,” ujarnya. Sesuai dengan imformasi yang didapat Budiarta dari dr Alit kalau dua ekor cacing tersebut ada di usus 12 jari korban sepenjang 20 cm, dan satu cacing lagi ada di saluran pernafasan sepanjang 23 cm. Selaian itu sesuai dengan keterangan sementara saat itu juga disebutkan ada luka memar pada jaringan ikat dan didaerah usus 12 jari hingga Empedu. Bahkan menurut Budiarta soal sebab migrasi Cacing tersebut juga sempat dijelaskan oleh dr Alit akibat kekerasan tumpul pada bagian atas.
Bahkan dia mengakui apa yang dijelaskan Kapolres adalah sesuai dengan hasil keterangan dr Alit.

Sementara itu KBO Reskrim Polres Klungkung Ipda Made Nesa mengatakan terkait proses hukum terhadap pelaku sampai sekarang ini sudah diperiksa tujuh saksi. Dan untuk rekontruksi rencana akan dilakukan Sabtu mendatang. Hanya saja lokasi rekontruksi belum ditentukan. Kemungkinan rekontruksi akan dilakukan di Mapolres karena alasan keamanan dan berbagai alasan lainya. Sementara soal adanya kontroversi terkait penyebab kematian korban Nesa enggan mengomentari. Yang jelas dirinya mengaku belum mendapatkan tembusan hasil otopsi secara resmi dan dirinya akan tetap mempergunakan hasil otopsi resmi tersebut sebagai dasar dalam pemberkasan kasus ini. “Kita akan menunggu hasil otopsi yang diambil anggota, rencana tiba kamis ( 21/3 ) sore, ujarnya. SUS-MB