Denpasar (Metrobali.com) –

Testimoni Desak Made Dharmawati dalam suatu acara yang menceritakan perjalanan kerohaniannya sampai dirinya saat ini menjadi seorang muslimah yang kemudian diedarkan oleh channel youtube Kekawa Embong – Sumber Istiqomah TV (klik).

“Soal dia berceramah terkait agama yang dipeluknya itu sah-sah saja, namun jangan sampai materi yang dipaparkan malah menghina kepercayaan agama lain apalagi terkait falsafah ketuhanan dan peribadatan Hindu,” kata Nyoman Setiawan, Pemerhati masalah sosial dan budaya, Jum’at (16/4/2021).

Menurutnya, Proses konversi Desak Made yang diceritakannya sepatutnya tidak boleh sampai melukai perasaan umat Hindu. Apalagi ditayangkan secara terbuka di ranah media sosial yang artinya akan menjadi konsumsi publik yang beragam.

“Bukankah kita sudah sepakat untuk saling tenggang rasa dalam menjalan peribadatan masing-masing kepercayaan pemeluknya, dan pernyataan Desak Made kini malah menyulut kemarahan para pemuda dan tokoh Hindu di Bali,” terang Sutiawan.

Bahkan, Tokoh pemuda Hindu Bali, I Ketut Putra Ismaya Jaya (Jro Bima) tidak terima dan telah melaporkan Desak Made Dharmawati bahkan dalam channel youtubenya ia akan memastu (pastu – kutuk) kepada Desak Made Dharmawati yang telah menghina dan melecehkan dewa-dewi serta kepercayaan dirinya serta masyarakat Bali pada umumnya. “Perempuan itu sudah menyebut Bali pulau setan, pulau yang banyak setannya, dan ia juga menyebut takut akan reinkarnasi? Sedangkan reinkarnasi adalah jawaban yang pasti untuk perbedaan setiap nasib orang lahir didunia ini, “ujarnya dalam kanal youtubenya (klik)

Menurutnya, apa yang diceritakan oleh Desak Made Dharwati mungkin merupakan pengalamannya yang tidak didasari oleh pengetahuan yang baik dalam mempelajari Hindu Bali, karena Hindu merupakan ajaran yang sangat luas dan Hindu Bali bukan saja teorikal tetapi masuk didalam sanubari spiritualitas bagi penganutnya, maka dari itu bagi yang tidak kuat atau teguh dalam menjalaninya, dalam goncangan jiwanya dan tidak memahami maksud dari kondisinya tersebut memang sebaiknya menepi sementara di luar agama Hindu Bali, karena mencari Tuhan bukan hanya keadaan level damai terus mati, tapi menemukan puzzle-puzzle (rangkaian) hidup yang kadang jatuh bangun dalam tempaan menemukan mutiara dalam diri.

Semua unsur yang mencintai agama Hindu harus selalu menjelaskan dan bergerak mengabarkan arti-arti yang sebenarnya dengan teduh dan bijak, karena agar tidak pengetahuan secuil yang dimiliki seseorang bisa merusak kerukunan dan keluhuran ajaran Hindu Bali serta budayanya yang telah berjasa menghasilkan 120 T penyumbang APBN bagi negara Indonesia yang kita cintai ini, Rahayu. (hd)