Temanggung, (Metrobali.com)

Pemerintah Kabupaten Temanggung menggelar Upacara HUT ke-186 di Pendopo Pengayoman pada Selasa, 10 November 2020. Bertindak sebagai Inspektur Upacara Bupati HM Al Khadziq, dihadiri Wakil Bupati R Heri Ibnu Wibowo, Forum  Komunikasi Pimpinan Daerah, dan pejabat lainnya serta perwakilan berbagai unsur element masyarakat.

 

HUT Kabupaten Temanggung yang ke 186, pertama kali digelar berbeda dari tahun-tahun sebelumnya tahun ini dilksanakan menggunakan adat  dan bahasa Jawa hal ini dimaksudkan bahwa saat  ini  Pemerintah Kabupaten Temanggung sedang mencari ciri khas dan jati diri Kabupaten.

 

Bupati HM Al Khadziq dalam sambutanya  menyampaikan bahwa HUT ke 186 berdirinya Kabupaten Temanggung ini mengajak seluruh element masyarakat untuk senantiasa bergotong royong dalam kerukunan, kekayaan rasa, bersama membangun  menjadikan Temanggung yang tentrem marem gandem, menuju kehidupan bermasyarakat yang bisa berjalan dengan baik dan mencapai kebahagiaan.

 

Pada kesempatan ini Bupati berharap agar semua bisa meniru semangat para pahlawan seperti  Rakai Pikatan, Kayu wangu, dan Demang Gong yang telah menanamkan cita-cita tinggi, yang diikuti oleh Raden Aria Djojonegoro dengan menggerakkan kota.

“Bacalah sejarahnya bersama, bahwa adat literasi sudah berjalan sejak awal berdirinya Temanggung”

 

Visi misi yang sudah diwarisikan  dari awal berdirinya Temanggung dapat menjadi inspirasi bagi generasi sekarang, sekaligus sebagai pemersatu ikatan persaudaraan, rasa kasih sayang, gotong royong, dan saling menghormati, semua demi persaudaraan, silaturahmi dan kebersamaan. Hal ini sejalan dengan keinginan untuk menjadikan Temanggung yang tentrem marem gandem.

 

Seperti yang diharapkan Bupati Temanggung “kita tinggal di temanggung, makan hasil bumi temanggung, minum air temanggung ayo gotong royong bangun temanggung”, tambah Bupati.

 

Pada kesempatan ini juga diberikan penganugerahan Piagam Karya Satya Kesetiaan kepada para PNS yang telah mengabdi pada Pemerintah Kabupaten Temanggung selama 30 tahun, 20, dan 10 tahun setelah upacara dilanjutkan dengan menonton gelar budaya berupa teater rakyat dan film sejarah perjuangan Temanggung. (Hms20)