Denpasar (Metrobali.com)-

Jurnalis Bali mengecam aksi kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU, saat meliput jatuhnya pesawat Hawk 200, di Pekanbaru Riau.

“Kami mengecam segala bentuk kekerasan. Apalagi ini kekerasan dilakukan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan  tugasnya. Jurnalis bekerja berdasar kode etik dan dilindungi Undang-Undang. Jadi tidak bisa diperlakukan brutal seperti itu,”tegas Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bali, Putu Setiawan, di Denpasar 16 Oktober 2012.

Meski tindakan yang dilakukan petugas TNI AU demi alasan keamanan dan keselamatan, kata Putu, aparat TNI AU tidak semestinya berlaku kasar dan agresif terhadap jurnalis yang sedang bertugas.

“Oknum TNI AU tersebut sangat agresif, menendang, membanting, memukul wartawan dan merampas alat kerjanya. Apalagi aksi kekerasan ini diperlihatkan di depan anak sekolah. Kita mengecam aksi kekerasan ini,” ujarnya.

Wakil ketua IJTI Bali, Nyoman Wiryadinata menambahkan,  kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU di Riau tidak perlu dilakukan, mengingat wartawan itu tengah menjalankan tugas yang dilindungi undang-undang.

“Seharusnya oknum TNI AU  itu tidak melakukan kekerasan, termasuk tidak menyita peralatan kerja wartawan, apalagi TKP (lokasi kejadian) berada di areal publik. Tidak perlu malu karena itu  kecelakaan. Justru oknum yang seperti ini memalukan TNI. Kita minta usut tuntas kasus kekerasan ini. Aparat TNI seharusnya melindungi warganya,”ujar Nyoman.

Sementara Komang Suparta dari komunitas Jurnalis Online Bali (JOB), juga mengecam aksi kekerasan terhadap jurnalis Riau yang dilakukan oknum TNI AU.

“Kita minta kasus kekerasan ini diproses secara hukum karena ini negara hukum. Sebab pekerjaan jurnalis dilindungi Undang-Undang. Kasus kekerasan terhadap jurnalis ini tidak bisa dibiarkan saja. Jika dibiarkan, maka kekerasan di negara ini akan dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak
melanggar hukum,”tegasnya.

Didik, fotografer harian Riau Pos di Pekanbaru, diperlakukan secara kasar oleh anggota TNI AU. Dia dicekik lehernya hanya karena mengambil gambar.

Peristiwa itu terjadi saat Didik berusaha mengabadikan gambar bangkai pesawat. Dari arah belakang, dia ditarik anggota TNI AU dan terjatuh. Setelah itu anggota TNI itu mencekik leher Didik.

“Mereka sangat arogansi sekali. Padahal kejadian ini kan areal publik, bukan di kawasan militer,” kata Didik.

Perlakuan kasar juga diterima wartawan TvOne, Ari Nadem. Dia mengaku dipukul anggota TNI AU. Kameranya dirampas.

“Kami tidak tahu UU jurnalistik. Yang kami tahu UU komandan kami,” bentak anggota TNI AU saat wartawan lainnya ingin mengambil gambar.

Pesawat Hawk 200 jatuh di dekat rumah warga, Jalan Amal, Perumahan Pandau, Pasir Putih, Kampar, Riau. Pilot yang diketahui bernama Letda Reza selamat. Sekitar lokasi kejadian merupakan jalan penghubung Pekanbaru dan Jalan Lintas Timur Sumatera (Jalinsum). Karena banyaknya warga yang berkerumun, jalan tersebut macet parah. BOB-MB