pak-jokowi

Beijing,  (Metrobali.com) –

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan rencana kerjanya selama lima tahun ke depan di hadapan ratusan pelaku usaha di Tiongkok dalam Forum Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Tiongkok.

“Ini perencanaan kami untuk lima tahun ke depan, tahun ini pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,7 persen, tahun depan naik, target kita di atas tujuh persen pada 2017,” kata Presiden Jokowi di Great Hall of The People Beijing, Jumat (27/3).

Ia juga menjelaskan soal realisasi investasi di Indonesia yang terus meningkat yang diharapkan dengan kerja sama yang makin erat dengan Tiongkok akan melipatgandakan jumlah investasi yang ada.

Jokowi juga menjelaskan soal berbagai proyek kerja sama infrastruktur mulai dari pembangunan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, jalan tol, pelabuhan, tol laut, bandara, railway, dan pembangkit tenaga listrik.

“Inilah peluang yang bisa dimasuki dari investor-investor Tiongkok dan Pemerintah Indonesia akan membantu terutama di bidang perizinan apabila ada yang tertarik untuk berinvestasi di bidang-bidang ini,” katanya.

Pemerintah Indonesia, kata dia, akan merencanakan pembangunan 15 kawasan industri hingga tahun 2019, di mana 13 kawasan industri diantaranya di luar Jawa, untuk industri pengolahan sumber daya alam.

Sebagai contoh, KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara dikembangkan sebagai pusat industri kelapa sawit, karet, pupuk, logistik serta kawasan pariwisata.

KEK Bitung di Sulawesi Utara dikembangkan untuk industri perikanan, kelapa, tanaman obat, dan logistik.

Khusus wilayah Papua, Pemerintah juga akan mendorong pengembangan empat kawasan ekonomi khusus beserta infrastruktur pendukungnya dengan fokus pengembangan yang berbeda.

Kawasan ekonomi Merauke dikembangkan untuk sektor pertanian terintegrasi industri pengolahannya, kawasan ekonomi Sorong untuk sektor maritim terintegrasi dengan industri pengolahannya, kawasan ekonomi Teluk Bintuni untuk sektor petrokimia dan turunannya, serta kawasan ekonomi Raja Ampat untuk industri pariwisata.

“Banyak peluang yang dikeluhkan investor pada Januari lalu kita bentuk national one stop service di Jakarta yang bisa mempercepat perizinan bagi investor dan kita harapkan izin cepat dilayani,” katanya. AN-MB