jokowi dan mega
Denpasar (Metrobali.com)-
                Presiden terpilih Joko Widodo berkomitmen memperhatikan aspirasi masyarakat Bali, yang sedang berkutat memelihara alam, budaya, lingkungan,  tataruang yang didalamnya terdapat kawasan suci, sementara investasi pariwisata terus menyerbu Bali. Aspirasi tersebut sudah pernah disampaikan saat Jokowi menghadiri kampanye di Bali, dimana ia sepakat mendukung pelestarian tempat suci, lingkungan hidup, dan tataruang Bali yang bernafaskan budaya dan agama Hindu. Komitmen itu ditegaskan kembali  dalam dialog khusus dengan Relawan Koalisi Bhinneka Tunggal Ika (KBTI), Sabtu (30/8), sebelum bertemu 2000 relawan se-Bali, di Hongkong Restaurant. Jokowi didampingi istri, dan hadir pula Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Tjok. Ratmadi dan  pengurus PDIP lainnya. Jokowi dan Mega hadir sesuai janji, setelah menang dengan perolehan 71,42%  dalam pilpreslalu.
                ”Terimakasih Pak Jokowi dan Bu Mega telah hadir di Bali. KBTI sepakat tidak bubar setelah Pilpres, dan semampu kami terus mengerjakan apa yang bisa untuk membantu Jokowi-JK.  Ketika kemenangan Jokowi-JK dimohon ke Mahkamah Konstitusi,pembukaan kotak suara oleh KPU dipersoalkan, KBTI dibantu narasumber yang ahli hukum, membantu memberi kajian bahwa tindakan KPU itu benar dan sah. Syukur, Putusan MK soal pembukaan kotak suara, sejalan masukan kami,” kata Koordinator KBTI, Wayan Sudirta. Di akhir dialog, Sudirta menyerahkan satu map berisi legal opini dan konsep program legislasi, serta konsep  pembaharuan Kejaksaan, guna membantu percepatan pemberantasan tipikor di Indonesa.
                Dari pihak KBTI hadir antara  lain Ida Pedanda Sebali (Dharma Adyaksa PHDI yang juga Penasihat KBTI)  dan 10 Pendeta lain, Ketua PHDI Bali  Dr.IGN Sudiana, dan dari total 20   Eksponen yang bergabung di KBTI hadir beberapa ketua eksponen seperti Putu Wirata Dwikora (Ketua Eksponen Bali Corruption Watch), Prof. Made Bakta (Ketua Eksponen Akademisi), Made Dewantara Endrawan (Ketua Eksponen KORdEM Bali), Nyoman Budi Adnyana,SH (Ketua Eksponen Advokat Bali), Gusti Kade Sutawa (Ketua Eksponen Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali), Ketut Nuriyasa,SE (Ketua Eksponen Asosiasi Pariwisata Bali), Anak Agung Ngurah Agung (Ketua Eksponen Puri Gede Karangasem), AAA Tini Gorda (Ketua Eksponen Perempuan Cerdas Bali), Alit Badrika (Ketua Eksponen Setyaki 9).
                Imbuh Sudirta, kemenangan pilpres bukanlah akhir. Dan konstelasi politik dalam bentuk apapun tetap harus diwaspadai. Termasuk kemungkinan diganjalnya pengunduran diri Jokowi di DPRD DKI serta dihadangnya proses pelantikan Jokowi-JK di MPR. ”Realitas politik memang seperti itu. Namun, dibantu sejumlah narasumber yang ahli, kami bersama relawan KBTI telah memiliki konsep dan kajian hukum bagaimana mengantisipasi berbagai kemungkinan tersebut,” kata Sudirta.
                Menyangkut aspirasi kuat di masyarakat agar mafia dan korupsi diberantas, karena mafia dan korupsi masih merajalela dan KPK sangat terbatas kemampuannya menangani kasus korupsi, KBTI menyodorkan konsep bagaimana melakukan pembaharuan institusional di Kejaksaan, guna mendukung KPK untuk percepatan pemberantasan korupsi.
                ”Kejaksaan perlu diperkuat agar sesuai program Revolusi Mental melalui revitalisasi dengan memfungsikan Kejaksaan Negeri sebagai ujung tombak penanganan kasus, Kejaksaan Agung fokus melakukan pembinaan, Kejaksaan Tinggi melakukan supervisi. Tentunya dengan anggaran yang dicukupi,” lanjut Sudirta. RED-MB