Buleleng, (Metrobali.com)

Telah banyak desa di Kabupaten Buleleng membuktikan keuntungan yang didapat dari pemanfaatan biopori, sehingga menginspirasi banyak desa lainnya untuk menerapkan hal yang sama. Salah satunya adalah Desa Jinengdalem, pada tahun 2022 ini mulai membuat biopori pada masing-masing rumah warga mereka agar dapat dimanfaatkan sebagai pencegah banjir dan pembuat kompos.

Perbekel Desa Jinengdalem Ketut Mas Budarma dikonfirmasi pada Kamis, (26/5/2022), mengungkapkan pada tahun 2022 ini, menargetkan 350 kepala keluarga (KK) memiliki 3 biopori pada masing-masing pekarangan, dengan spesifikasi diameter 30 cm dengan kedalaman 70 cm.

“Untuk itu, kami menyiapkan 1000 unit buis beton beserta tutupnya. Kita juga menyiapkan 1 unit mesin pengebor yang telah dimodifikasi seharga 3,5 juta rupiah yang dianggarkan dari dana desa.” ujarnya.

Upaya tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan tim Kerthi Bali Sejahtera (KBS) dari Pemerintah Provinsi Bali, untuk mewujudkan pengelolaan sampah berbasis sumber dari masing-masing rumah tangga.

Pada rumah tangga yang telah dibuatkan biopori, Budarma mengarahkan mereka agar memasukkan sampah organik ke dalam biopori, lalu ditimbun dengan sedikit tanah. Setelah salah satu biopori penuh, warga diminta untuk lanjut memasukkan sampah pada 2 biopori lainnya bergantian.

Biopori yang sudah penuh dengan sampah organik akan diberi cairan pengurai sampah dan dibiarkan selama 2 bulan, selanjutnya sampah organik yang telah terurai dan menyatu dengan tanah, nantinya dapat diambil dan dimanfaatkan sebagai pupuk.

“Pupuk tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk tanaman hias atau buah di kebun,” tandas Budarma. GS