Bangli (Metrobali.com)-

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jero Wacik menyatakan BP Migas yang dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi karena kurang berorientasi pada rakyat. Wacik berjanji satuan pengganti BP Migas akan lebih pro terhadap kepentingan rakyat.

“Banyak suara jika BP migas kurang memikirkan rakyat. Di tangan saya, saya berjanji akan lebih berorientasi rakyat,” tegas Wacik di sela penerimaan Geopark Awards dari Unesco di Bangli, Sabtu 17 November 2012.

Pendapatan negara dari minyak dan gas, kata Wacik, bisa mencapai Rp300 triliun lebih tiap tahunnya. “Dalam satu hari, migas bisa untung Rp1 triliun,” katanya.

Keuntungan itu, imbuh Wacik, mesti dibagi secara rata dan adil untuk kepentingan rakyat. Meski tetap memikirkan keuntungan untuk investor, namun Wacik menyebut rakyat tetap harus mendapat bagian yang pantas. “Investor tetap untung, rakyat dapat bagian yang pantas,” ucapnya.

Menurut Wacik, sejumlah perusahaan nasional tak sedikit yang ikut mengelola migas. Pengelolaan migas nasional, kata dia, tak melulu menguntungkan kepentingan investor asing.

Semalam Wacik mengundang para CEO perusahaan minyak dan asing dan nasional di Bali guna menjelaskan langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah. Dalam pertemuan tertutup yang digelar secara tertutup di Hotel Patra Jasa, Kuta itu ada tujuh perusahaan migas papan atas yang beroperasi di Tanah Air.

Sebelum menggelar pertemuan Wacik menyampaikan tujuannya memanggil bos-bos  perusahan Migas itu, tak lain untuk meyakinkan mereka agar tidak perlu ragu dan khawatir pascakeputusan Mahkamah Konstitusi yang membubarkan BP Migas.
“Meski bertepatan dengan hari libur ini saya sengaja mengumpulkan mereka untuk membangun kepercayaan diri agar tetap menjalankan kegiatan seperti semula,” kata Wacik.

Sementara para petinggi perusahan Migas yang hadir dalam pertemuan adalah Jeff (CEO Cevron Indonesia), Dipanala (IPA), Sammy Hamzah (IPA dan Ephindo), Lukman Mahfoudz (Dirut Medco), Roberto (Premier), Craig (Salamander) dan Richard (Exxon). BOB-MB