Jembatan Mengkarat, Pengunjung Was-Was
Jembrana (Metrobali.com)-.
Memanfaatkan libur dengan berekreasi ke tempat wisata sudah menjadi tujuan setiap hari raya. Seperti yang terlihat di Obyek Wisata Gelar yang berlokasi di Banjar Palungan Batu – Jembrana. Lokasi wisata yang terkenal dengan jembatan gantung dan jernihnya air yang berasal dari pegunungan itu menarik minat pengunjung untuk bersantai bahkan ada yang mandi.
Seperti dikatakan Ibu Catur Pengunjung dari Kota Negara Catur. Catur mengakui kalau dirinya memang rela jauh-jauh dari pusat kota dan menempuh jarak kurang lebih 8 kilo hanya untuk menikmati indahnya suasana sungai yang jernih dan tempat yang begitu strategis.”saya kesini baru pertama kali dan memang ingin tahu obyek wisata ini, sekaligus ajak anak saya berlibur karena ini liburan terakhir dan besok harus sekolah seperti biasa lagi,”ungkapnya.
Obyek Wisata Gelar adalah merupakan salah satu obyek wisata perjuangan. Dimana Gelar merupakan tempat Para Pahlawan untuk bergerilya melawan Belanda. Namun sayang disuatu sisi obyek wisata yang tak pernah sepi pegunjung ini, mendekati obyek tersebut pengunjung harus melalui medan jalan yang cukup berat dan curam, serta jembatan gantung yang sudah di bangun sejak tahun 1995 itu sudah rusak bahkan besi-besi pegangan yang ada pada jembatan tersebut sudah berkarat. Jembatan yang juga sebagai penghubung antaraDesa Batu Agung dan Kelurahan Dauh Waru tersebut sering dilewati kendaraan bemotor meski keadaan jembatan itu sudah minim.
Dikatakan Gede Mudiharta (33) warga asal Desa Ketugtug, juga merasakan kekhawatiran apabila jembatan itu roboh, karena jalan pada jembatan tersebut hanya beralaskan kayu. “Saya berjalan di jembatan itu saja takut, apalagi naik motor. Harapan saya Jembatan dan jalan yang rusak menuju Gelar ini segera di perbaiki demi kenyamanan pengunjung” ungkapnya.
Kepala Lingkungan Desa Palungan batu ketika di konfirmasi secara terpisah melalui telephone Made Budiarta Minggu (9/9) sore mengatakan mengatakan, pihaknya secara pribadi juga pernah memperbaiki kayu kayu yang hilang di jembatan tersebut, dan dirinya juga sudah pernah mencoba mengusulkan perbaikan ke Pemkab tiga bulan yang lalu, namun tak mendapat respon sama sekali. ”Jembatan ini sudah pernah saya usulkan untuk perbaikan tapi sampai saat ini belum ada tanggapan pasti ” tegas Budiarta. Hingga sore hari pengunjung masih terus berdatangan dan menghabiskan waktu liburan bersama keluarga. DEW-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.