Foto Pemasangan Baliho Tolak Reklamasi Teluk Benoa oleh Komunitas Pemuda Geriana 25 Maret 2017 (1)

 

Penolakan reklamasi Teluk Benoa disuarakan oleh para pemuda Banjar Geriana Kauh. Banjar Geriana Kauh adalah salah satu banjar yang letak persisnya berada di kaki Gunung Agung. Secara administratif, Banjar tersebut terletak di Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

Karangasem (Metrobali.com)-

Di tengah kesibukan dan kepadatan aktivitas jelang persiapan pengrupukan dan Hari Raya Nyepi, penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa terus bergeliat dan semakin meluas. Kali ini penolakan reklamasi Teluk Benoa disuarakan oleh para pemuda Banjar Geriana Kauh. Banjar Geriana Kauh adalah salah satu banjar yang letak persisnya berada di kaki Gunung Agung. Secara administratif, Banjar tersebut terletak di Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

 Untuk menunjukkan sikapnya tersebut, para pemuda Banjar Geriana Kauh yang tergabung di dalam Komunitas Pemuda Geriana mendirikan baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa berukurun 2×3 meter pada Sabtu malam, 25 Maret 2017. Baliho yang tersebut lantas mereka pasang di lokasi strategis tepatnya di perempatan desa di Desa Duda Utara. Meskipun pemasangan dilakukan malam hari, namun pemasangan baliho berlangsung meriah dengan iringan gamelan Bali, gong baleganjur. Tidak hanya para pemuda, Kelihan Banjar Adat Geriana Kauh juga turut menyaksikan pemasangan baliho  tolak reklamasi Teluk Benoa.

 Meskipun jauh dari pesisir terlebih sangat jauh dari Teluk Benoa yang terletak di pesisir selatan Pulau Bali, namun menurut I Ketut Darmayasa, Ketua Komunitas Pemuda Geriana, hal tersebut tidak menyurutkan sikapnya untuk menolak reklamasi. “Penolakan reklamasi Teluk Benoa adalah bentuk kepedulian masyarakat Bali terhadap permasalahan yang ada di Bali. Permasalahan di pesisir Teluk Benoa juga menjadi permasalahan masyarakat pegunungan sesuai konsep nyegara gunung bahwa antara laut dan gunung adalah satu kesatuan tak terpisahkan. Oleh karena itu, setiap tindakan di gunung akan berdampak pada laut. Demikian pula sebaliknya. atas dasar itulah kami bersepakat untuk menolak reklamasi Teluk Beno” Ujar Darmayasa

 Sementara itu Kelian Banjar Geriana Kauh, I Nyoman Subrata yang menyaksikan pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa tersebut, menyatakan dukungan terhadap penolakan reklamasi Teluk Benoa yang disuarakan oleh para pemudanya. Secara pribadi, ia juga berkomitmen untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. “secara pribadi saya komit untuk menolak reklamasi” ujarnya.

 Menurut Subrata, sesuai dengan konsep tri hita karana bahwa manusia harus menjaga hubungan baik dengan alam, maka dari itu pihaknya juga berkomitmen untuk menolak eksploitasi terhadap alam. global warming menurutnya menjadi contoh dampak buruk akibat eksploitasi alam. Seperti halnya dengan reklamasi, menurutnya rencana reklamasi Teluk Benoa merupakan salah satu bentuk eksploitasi alam yang akan memberikan dampak negatif secara langsung terutama bagi wilayah disekitarnya. Apalagi, rencana reklamasi Teluk Benoa ditujukan untuk membangun hotel dan fasilitas pendukungannya. Baginya daya dukung Bali sudah tidak memungkinkan lagi sehingga reklamasi untuk membangun hotel harus di hentikan. “Reklamasi yang akan mengurug laut ini akan memberikan dampak secara langsung terhadap sekitarnya. Reklamasi untuk membangun hotel dan segala fasilitasnya harus dihentikan karena daya dukung alam bali sudah sangat tidak memungkinkan” pungkasnya. RED-MB