Keterangan foto:  Warga binaan ataupun narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Negara di Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara melakukan tradisi mepatung/MB

Jembrana (Metrobali.com) –

Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali kerap diisi dengan Mepatung (urunan bersama-sama membeli hingga pemotong babi).

Tradisi Mepatung tidak saja dilakukan warga masyarakat, namun juga oleh warga binaan ataupun narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Negara di Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara.

Bahkan tradisi ini rutin dilakukan setiap menjelang Hari Raya Galungan dengan harapan agar warga binaan maupun narapidana yang sedang menjalani hukuman tetap dapat nerasakan atau melaksanakan tradisi Mepatung ini.

Tradisi Mepatung umumnya dilakukan sehari menjelang Hari Raya Galungan yang disebut Hari Penampahan Galungan. Namun di Rutan Negara tradisi ini dilakukan sehari menjelang Hari Penampahan Galungan.

Dalam Mepatung ini sebanyak lima (5) ekor babi dipotong dengan berat masing-masing lebih dari satu kwintal. Babi tersebut milik kelompok mandiri warga binaan petugas Rutan Kelas II B Negara.

Daging babi ini selanjutnya dibagi-bagikan kepada anggota kelompok dan dijual kepada petugas Rutan untuk nantinya dibagikan kepada warga binaan dan narapidana lainnya khususnya yang beragama Hindu.

Selanjutnya daging babi tersebut diberikan kepada keluarga warga binaan maupun narapidana saat kunjungan ke Rutan Negara yang tentunya dengan mengedepankan protokol kesehatan.

Kepala Rutan Kelas II B Negara, Bambang Hendra Setyawan, Senin (14/9) mengatakan tradisi Mepatung ini merupakan salah satu bentuk saling berbagi menjelang Hari Raya Galungan.

Bagi warga binaan maupun narapidana memberikan daging babi menjelang hari raya Galungan merupakan kebanggaan. “Meskipun mereka tidak bisa kumpul dengan keluarga, tapi mereka tetap bisa merayakan hari raya Galungan” ujarnya.

Tradisi Mepatung lanjutnya, rutin dilakukan setiap menjelang Hari Raya Galungan. “Babi yang dipotong milik warga kelompok binaan kita (Rutan Negara). Tujuannya untuk saling berbagi” ujarnya.

Selain dibagikan, sebagian daging babi juga dimasak untuk selanjutnya dimakan bersama-sama khususnya bagi warga binaan maupun narapidana serta petugas yang beragama Hindu. (Komang Tole)