Jangan Hanya Terfokus di Benoa, PSI Bali Dorong Pelabuhan Kapal Pesiar Beroperasi di Karangasem dan Buleleng, Percepat Pemerataan Kue Pariwisata
Foto: Ketua DPW PSI Provinsi Bali Bro Nengah Yasa Adi Susanto.
Denpasar (Metrobali.com)-
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali Bro Nengah Yasa Adi Susanto mengapresiasi empat tahun kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster dan banyak capaian untuk kemajuan pembangunan Bali.
Namun PSI Bali juga tetap memberikan catatan kritis utamanya yang berkaitan dengan upaya mempercepat pemerataan pembangunan dan pariwisata Bali agar tidak hanya terkonsentrasi di Bali Selatan.
PSI Bali mendorong Pemprov Bali secara serius mengembangkan Pelabuhan Kapal Pesiar agar ada di Bali Timur (Karangasem) dan Bali Utara (Buleleng), jangan hanya terpaku di Pelabuhan Benoa seperti saat ini.
“Kalau Pelabuhan Kapal Pesiar hanya terkonsentrasi di Benoa, berarti wisatawan kapal pesiar itu hanya akan jalan-jalan di seputar Bali Selatan dan imbasnya kue pariwisata lagi-lagi hanya terkonsentrasi di Bali Selatan,” kata Adi Susanto belum lama ini.
“Paling jauh mereka akan jalan-jalan ke Ubud, tidak mungkin ke Singaraja, Karangasem dan lainnya karena jarak dan waktu tempuhnya jauh. Waktu mereka kan mepet dan jarang kapal pesiar yang overnight,” imbuh Adi Susanto.
Menurutnya kedatangan kapal pesiar ke Bali menjadi peluang yang sangat besar bagi geliat pariwisata Bali, menggerakkan perekonomian dan memberikan multifier efek yang luar biasa. Sebab kapal pesiar biasanya membawa ribuan orang tamu dan kru. Misalnya di atas kapal ada 4000 orang wisatawan, minimal harus ada 50 persen krunya jadi ada 2.000 kru
Menurut Adi Susanto yang juga pelaku pariwisata dan praktisi penempatan tenaga kerja ke kapal pesiar ini, kalau wisatawan yang 4.000 orang itu, 50 persennya saja yang jalan-jalan keluar maka ada 2.000 orang dan ditambah juga 50 persen dari kru yang keluar atau 1.000 orang maka akan total 3.000 orang yang keluar dari kapal melihat objek wisata di Bali.
“Kalau mereka keluar tentu mereka membutuhkan transportasi, mereka akan makan, belanja sehingga akan terjadi multiflier efek yang sangat besar. Karenanya perlu ada Pelabuhan Kapal Pesiar di Bali Timur dan Bali Utara selain di Benoa,” tutur Adi Susanto.
Menurut Adi Susanto, hal itu pun telah disampaikan saat PSI Bali beraudiensi dengan Gubernur Bali Wayan Koster belum lama ini dalam rangka memperkenalkan kepengurusan DPW PSI dan menyampikan sejumlah masukan mengenai pembangunan Bali.
“Masukan kami memang direspon positif oleh Pak Gubernur. Bahkan untuk Karangasem ditargetkan di Amed nanti yang akan ditata. Karena pelabuhan kapal pesiar yang direncanakan di Tanah Ampo terlalu dangkal, mungkin feasibility studinya tidak pas. Jadi di Amed dan Padangbai yang memungkinkan. Kalau di Bali Utara, yang di Celukan Bawang bisa dikembangkan sehingga akan mendorong lebih banyak kapal pesiar ke Bali,” terang politisi PSI asal Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem ini.
Ditambahkannya, saat ini Bali sudah mulai dikunjungi kapal pesiar dan sampai tahun 2023 sudah banyak kapal pesiar yang dijadwalkan ke Bali dan tiba di Pelabuhan Benoa. “Kapal pesiar yang di list sama Pelindo sudah banyak yang antre mau ke Bali sampai tahun 2023. Kalau kapal pesiar datang perekonomian akan bergerak dan semua dapat multiflier efek. Tapi tentu itu tidak boleh hanya terjadi di Bali Selatan sedangkan daerah lain tidak kebagian kue pariwisata itu,” pungkas Adi Susanto yang juga seorang advokat ini. (wid)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.