Jalan Pariwisata di Pemaron Rusak Parah
Buleleng, (Metrobali.com)-
Miris melihat kondisi jalan pariwisata tepat didepan masjid Pemaron kearah utara menuju pantai. Bagaimana tidak, pasalnya jalan tersebut setiap hari kerap dilalui oleh wisatawan manca negara, lantaran di ditempat tersebut terdapat Hotel Puri Bagus dan sederetan villa yang tidak sedikit membayar Pajak Hotel dan Restauran (PHR).
Keluhan sering dilontarkan oleh warga setempat, seperti yang disampaikan pemilik salon kecantikan dijalan itu, tepatnya di Banjar Dinas Dauh Margi, Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Desak Ketut Astituning, Jumat (27/2). Kepada metrobali.com, ia mengatakan jalan rusak terjadi sejak tiga tahun yang lalu hingga kini tidak tersentuh perbaikan.”Saya heran, dijalan ini kan selain warga setempat, sering dilalui pejalan kaki maupun kendaraan bermotor dan mobil oleh para tamu manca negara. Sudah tiga tahun lho rusaknya jalan ini” ungkapnya.”Saya membuka salon ini, sering mendapat pertanyaan dari pelanggan, kenapa ya, jalannya sudah resak parah tidak diperbaiki” imbuh Astituning.
Lebih lanjut ia mengatakan keluhan terkait jalan rusak ini sudah sering dilaporkan kepada yang terkait, namun tidak ada tanggapan apa-apa.”Kami merasa diperlakukan tidak adil, sedangkan jalan pariwisata lainnya yang menuju kepantai, sebagian besar dihotmix. Apa kami-kami ini hanya berkewajiban membayar pajak saja, tanpa ada haknya” tandas Astituning seraya geleng-geleng kepala.
Pernyataan yang sama juga disampaikan pemilik Warung Bambu Pemaron, Nyoman Tirtawan. Menurutnya PHR yang dibayarkan para pemilik hotel, villa dan restauran tidaklah sedikit pertahunnya. Artinya kalau pungutan pajak hotel dan restauran itu dikumpulkan bisa untuk memperbaiki jalan, malahan masih banyak sisanya.”Kami diwajibkan untuk membayar pajak, sedangkan jalan tidak kunjung diperbaiki. Bagaimana ini. Kalau PHR dibayarkan ke desa, saya keluhkan ke desa. Pajak masuk ke kas daerah ya kami keluhkan ke pemkab” ucap Tirtawan.”Akibat jalan rusak yang tidak diperbaiki ini, saya sering mendapat komplain dari tamu asing. Mereka tidak mungkin melakukan komplain ke Pemkab” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, infrastruktur jalan pariwisata hendaknya diperhatikan karena sangat berdampak terhadap dunia pariwisata.”Pemkab gencar promosi wisata di Buleleng. Tapi infrastruktur jalannya rusak, hal ini agar diperhatikanlah” pungkas Tirtawan
Lantas bagaimana pihak Pekerjaan Umum (PU) Buleleng dalam hal ini?
Kepala Dinas PU Buleleng, Ir. Nyoman Gede Suryawan mengatakan sekarang ini ada peraturan bupati yang mengatur. Jika jalan pariwisata tersebut merupakan jalan desa, maka untuk pemeliharaannya harus dilakukan oleh pihak desa setempat.”Kami sudah menyarankan kepada Perbekel/Kepala Desa Pemaron supaya mengajukan proposal kepada Dinas PU Buleleng. Jika proposal sudah masuk, maka kami akan berupaya untuk membantu melalui dana Alokasi Dana Desa (ADD) atau Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemkab Buleleng” tandasnya. GS-MB