Narmoko Prasmadji

Kuta (Metrobali.com)-

Komisi Uni Eropa bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menyelenggarakan seminar atau training  untuk pemberlakuan hukum dari Uni Eropa dalam rangka menjaga kualitas produk ikan sehingga kondisi ikan tetap segar dan aman ketika diekspor ke pasaran Uni Eropa nantinya. Seminar diikuti oleh 14 negara se-Asia Pasifik dengan jumlah peserta 47 orang.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan KKP, Narmoko Prasmadji mengatakan, training ini penting untuk meningkatkan kapasitas produk ikan, saling bertukar pengalaman, sharing tukar pengetahuan dan sharing idea dengan negara Uni Eropa.

“Bagaimana kita bisa menghandle terkait kendala safety food of fishery product sehingga kita bisa mengatasi kendala lokal. Dimana kendala lokal kita ada pada capacity building (peningkatan kapasitas), sehingga dengan training ini paling tidak kita bisa bertukar pikran,” jelas Narmoko, di Kuta, Selasa (3/2).

Ditambahkannya, Uni Eropa merupakan pangsa pasar ikan yang potensial bagi Indonesia. Untuk jenis ikan yang potensial diekspor ke negara Uni Eropa saat ini adalah jenis ikan Tuna.

“Volume terbesar jenis ikan yang kita mention adalah ikan tuna, sebesar 5 juta ton yang dikirim ke Eropa, dan ini additional value atau nilai tambah buat kita,” katanya.

Data KKP menunjukkan, untuk semua produk ikan yang diekspor ke negara Uni Eropa di tahun 2013 Indonesia berhasil mengekspor ikan sebanyak 89.544 ton dengan nilai transaksi 495,7 juta USD dari nilai total ekspor seluruh Indonesia sebesar 4.206 milyar USD.

“Nilai ini sangat fantastis bagi Indonesia, sangat bagus, karenanya dengan mengikuti standar yang diterapkan EU kita akan bisa memasarkan produk kita kemana saja,” imbuhnya.

Karenanya, untuk terus dapat meningkatkan hasil ekspor ikan tersebut ke berbagai negara seperti EU, USA, Jepang, China dan Korea, negara Indonesia kini lebih ke peningkatan kualiatas bukan kuantitas.

Sementara itu, Perwakilan Delegasi Uni Eropa untuk Thailand Patrick Deboyser, mengungkapkan pihaknya saat ini telah menerapkan standar keamanan agar memiliki kualitas prima saat diekspor di pasaran Uni Eropa nanti.

“Sehingga produk yang kita pasarkan memiliki standar keamanan, baik dari segi kualitas ikan mentah maupun ikan yang sudah matang, dan kami sangat mengapresiasi kalitas produk ikan dari Indonesia, menurut saya kualitas ikan dari Indonesia sangat bagus,” terangnya.

Ditambahkan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali I Made Gunadja mengatakan, pihaknya akan terus mengupdate apa yang dibutuhkan oleh negara tujuan ekspor ikan di Bali, terutama untuk pangsa pasar Eropa.

“Tahun ini di Bali akan membeli alat uji Estamin HPLC yang terupdate untuk menguji produk yang akan diekspor ke Eropa, sekitar bulan September 2015 kita harapkan bisa terealisasi alat ini,” kata Gunadja.SIA -MB