Foto : Para pemuda dari ST. Segara Manik, Banjar Batu Jimbar, Desa Adat Intaran  mendirikan baliho pada Rabu, (14/3) di Jl. Danau Tamblingan didepan Balai Banjar Batujimbar, Sanur, Denpasar. (Forbali/Metro Bali)

Denpasar (Metrobali.com)-

Menyambut Hari Nyepi tahun Baru Saka 1940, para pemuda di Bali disibukkan dengan mempersiapkan beberapa kegiatan, diantaranya membuat ogoh-ogoh yang akan diarak pada malam pengerupukan. Namun, seperti yang dilakukan oleh para pemuda dari ST. Segara Manik, Banjar Batu Jimbar, Desa Adat Intaran, selain membuat ogoh-ogoh serta mempersiapkan drama tari pada saat malam pengerupukan, di tengah kesibukannya, mereka tetap menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa dengan mendirikan baliho pada Rabu, 14 Maret 2018 berukuran 4×5 m tersebut didirikan di Jl. Danau Tamblingan didepan Balai Banjar Batujimbar, Sanur, Denpasar.

Putu Bagus Windi Santika, koordinator pendirian baliho tersebut menyampaikan bahwa para pemuda ST. Segara Manik kembali mendirikan baliho penolakan reklamasi dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi untuk memelihara semangat memperjuangkan Teluk Benoa dari nafsu rakus manusia. “Salah satu tujuan ritual Tawur Kesanga menjelang Hari Nyepi adalah menjaga keseimbangan manusia dan alam serta menjaga kelestarian alam, berjuang menolak reklamasi Teluk Benoa adalah wujud nyatanya dan semangat ini harus terus dipelihara”, jelas Bagus Windi.

Sementara itu Ketua ST. Segara Manik, Wayan Setiadi Muna Utama, menyampaikan bahwa pendirian baliho tersebut adalah bentuk konsistensi pemuda di Desa Adat Intaran untuk memenangkan Teluk Benoa. “Desa Adat Intaran telah menyatakan dengan resmi dan tegas untuk menolak reklamasi Teluk Benoa, untuk itu kami para pemuda siap menjadi garda terdepan memenangkan Teluk Benoa”, tegasnya.

Sumber : Forbali

Editor : Whraspati Radha