MetroBali

Selangkah Lebih Awal

Iwan Fals dan God Bless satu panggung di “Mahakarya Kutus-Kutus”

Musisi legendaris Iwan Fals dan band legendaris God Bless berkolaborasi di satu panggung dalam gelaran “Mahakarya Kutus Kutus,” di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Minggu malam (8/12). (ANTARA/Arindra Meodia)

Jakarta (Metrobali.com) –
Musisi legenda Iwan Fals dan band legendaris God Bless berkolaborasi di satu panggung dalam gelaran “Mahakarya Kutus Kutus,” di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Minggu malam (8/12).

“Jarang bagi musisi bisa bermain bersama Iwan Fals. Ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa,” ujar vokalis God Bless, Ahmad Albar, dalam temu media usai konser.

Diiringi oleh Erwin Gutawa Orchestra, keduanya membawakan lagu “Pesawat Tempur” milik Iwan Fals dan lagu andalan God Bless “Panggung Sandiwara.”

“Konser ini adalah ide sejak zaman SMA, menyatukan orkestra dengan musik rock, ke arah Bohemian, menjadi sebuah konser yang digarap mas Erwin,” ujar Servasius Bambang Pranoto, penemu dan peramu Kutus Kutus, sekaligus eksekutif produser konser.

Konser perayaan enam tahun Kutus Kutus di Tanah Air itu juga menghadirkan diva Rossa dan penyanyi muda berbakat Isyana Sarasvati dengan tata panggung arahan Jay Subyakto.

Seluruh pengisi “Mahakarya Kutus Kutus” dalam penampillan terakhir membawakan lagu “Kemesraan Ini” di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Minggu malam (8/12). (ANTARA/Arindra Meodia)

Selama kurang lebih 120 menit, Erwin Gutawa bersama jajaran penampil menghadirkan lebih dari 20 kreasi, termasuk gubahan baru untuk tembang-tembang tenar, seperti “Oemar Bakrie” dan “Aku Bukan Plilihan” milik Iwan Fals.

Sementara itu, God Bless membawakan sejumlah lagu diantaranya “Syair Kehidupan” dan “Semut Hitam.”

Rossa tampil dengan “Tegar” dan medley tiga soundtrack yaitu “Ayat-Ayat Cinta,” “Atas Nama Cinta,” dan “Hati Yang Terpilih.” Sementara, Isyana Sarasvati hadir dengan lagu andalannya “Kau Adalah” dan “Tetap dalam Jiwa.”

“Inspirasinya adalah soal lokal dan ke-Indonesia-an. Untuk itu, mencari pengisi acara yang paling gila, yang paling legenda,” ujar Erwin Gutawa selaku music director “Konser Mahakarya Kutus Kutus.”

Konser terbagi ke dalam lima segmen utama, yakni The History, The Turning Point, Happy Moment, The Hope, dan The Encouraging Moment.

“Ketika menerima tawaran, fokus kepada kearifan lokal. Kita tahu zaman penjajahan semua datang karena rempah-rempah yang sangat kaya,” ujar Jay Subyakto, selaku art director “Konser Mahakarya Kutus Kutus.”

Konferensi pers “Mahakarya Kutus Kutus” usai konsr digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Minggu malam (8/12). (ANTARA/Arindra Meodia)

Kelompok seni Bali Kompiang Raka juga turut memeriahkan konser. Para penari muncul dalam segmen awal untuk membangun nuansa Pulau Dewata nan khas.

Panggung megah turut memvisualisasikan kekayaan alam Bali — tempat lahir dan berkembangnya Kutus Kutus — dengan video mapping dan multmedia berlatar area pesawahan terasering dan Gunung Agung.

Konser “Mahakarya Kutus-Kutus” ditutup dengan kolaborasi semua pengisi acara menyanyikan lagu “Rumah kita” milik God Bless, yang dilanjutkan dengan lagu pamungkas “Kemesraan ini” milik Iwan Fals. (Antara)