Foto: (Dari kiri)  Prof. Wayan Wita, Dadang Hermawan, Prof.  Made Bandem dan Dr.  Widana foto bersama usai press conference terkait acara Puja Shanti Samgraha

Denpasar (Metrobali.com)-

Segala upaya telah dilakukan oleh semua pihak untuk meminimalisir agar masyarakat terhindar dari bahaya Covid-19, namun ancaman ini masih tetap mencengkram masyarakat di seluruh dunia.

Menyikapi bahaya Pandemi Covid-19 ini,  ITB STIKOM Bali bekerjasama dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat dan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) menggelar  Puja Shanti Samgraha Nusantara 2020.

Doa bersama ini  melibatkan 2.500 pendeta, panindita dan pemangku serta umat Hindu se –  Nusantara secara serentak, Kamis, 2 Juli 2020 pukul 10:00 dan disiarkan secara live melalui meeting zoom dan chanel Youtube.

Upacara Yadnya ini digelar di halaman kampus ITBS STIKOM Bali, Renon yang dipuput  Ida Pandita Mpu Jaya Satwikanda dari Gerya Taman Bali, Bangli.

“Kita sebagai anak bangsa yang berketuhanan berdasarkan nilai-nilai Hindu yang bersumber dari Veda yang sejalan dengan nafas Pancasila tidak boleh menyerah dengan ujian pandemi Covid-19,” kata Prof. Dr. I Made Bandem, MA, Pembina Yayasasan Widya Dharma Shanti – induk ITB STIKOM Bali usai mengikuti persembahyangan ini.

Prof Bandem mengajak semua pihak harus terus berupaya hingga rasa aman, tentram, dan kedamaian terwujud. Oleh sebab itu, setiap orang secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berupaya  untuk keluar dari rasa takut tersebut. Bhagavadgita II.40 menyatakan: Dalam hal ini tak ada usaha sia-sia, dan juga tidak ada rintangan yang tidak teratasi.

“Walau sedikit dari dharma ini, akan melindungi seseorang dari ketakutan yang besar. Karenanya kami menggelar  Puja Shanti Samgraha  melibatkan 1188 pendeta, panindita dan pemangku seluruh Indonesia namun karena banyak permintaan dari umat yang mau ikut sehingga membengkak menjadi 2.500 orang,” ujar Prof Bandem.

Menurutnya, kegiatan ini juga dalam rangka partisipasi ITB STIKOM Bali menyambut upacara di Pura Besakih dan  datangnya harapan baru “New Normal.” Maka alangkah baiknya umat Hindu sebagai bagian dari bangsa ini menyatukan langkah melalui spirit suci melakukan kegiatan puja bersama untuk memohon keselamatan dan kedamaian masyarakat di bumi Nusantara khususnya dan masyarakat di seluruh dunia umumnya.

“Kegiatan  Puja Shanti Samggraha ini  mengandung nilai matematika mistis Hindu berhubungan dengan Devata Navasangga yang menguasai seluruh penjuru mata angin,” terang Prof Bandem.

Berdasarkan realitas, pandemi virus Covid-19  belum jelas sampaikan kapan berakhir dan ditemukan anti virusnya. Tetapi dalam Hindu,  tersedia mantram – mantram Veda  sarana suprasuktur, maka alangkah baiknya kita menyatukan pikiran untuk mohon kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atau Brahman dalam wujud-Nya sebagai Mantram berkenan menganugrahkan energi (Shakti)-Nya kepada umat manusia, sehingga pandemi Covid-19 sebagai salah satu manifestasi terkecil dari energi Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan meninggalkan bumi ini tempat hunian bagi manusia.

Disebutkan puja bersama ini bertujuan untuk menyucikan dan memurnikan bumi dari efek vibrasi negatif, baik dari hal yang bersifat sakala dan niskala melalui alunan suara genta dibunyikan oleh 88 (delapan puluh delapan) pandita Shiwa dan pandita Budha serta diriingi oleh 1.100 (seribu seratus) suara genta yang dibunyikan oleh para pemangku atau pinadita di seluruh Nusantara.

Melalui vibrasi mantra dan suara genta para pandita dan pinandita diharapkan dapat mesuperposisi dan mereduksi vibrasi gelombang negatif Covid-19, sehingga energy negatif Covid-19 dapat dinetralkan.

Prof Bandem berharap, gerakan bersama ini dapat memupuk rasa kebersamaan umat Hindu di seluruh Nusantara. Selain itu pandemic Covid-19 ini bukan hanya tanggungjawab Pemerintah saja, akan tetapi merupakan tanggungjawab kita bersama. Untuk itu gerakan ini melibatkan semua komponen masyarakat Hindu di seluruh Indonesia.

Sementara itu Ketua MGPSSR Prof I Wayan Wita menambahkan, dengan puja dan doa bersama ini membuat seseorang tidaklah mudah jatuh dalam kepanikan berlebihan dan keputusaan. “Supaya kita semua diberikan kekuatan spiritual, mental yang kuat dalam melawan baya agung atau pandemi Covid 19 ini,” tukas Prof Wita.

Kegiatan rohani ini juga didukung penuh oleh Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan. “Kami mensuport penuh kegiatan ini dan kami berharap agar pandemi ini segera berakhir,” kata Dadang. (dan)