Nusa Dua (Metrobali.com)-
Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menggelar pertemuan khusus dengan jajaran pengurus DPD Partai Demokrat Bali Selama lawatannya di Bali. Pada pertemuan itu ada permintaan khusus yang diingini SBY kepada pengurus DPD Demokrat Bali. Satu hal yang penting adalah agar Demokrat Bali lebih selektif dalam menggaet calon legislatif pada Pemilu 2014 mendatang.

Pada kesempatan itu, SBY memberi wejangan dan arahan bagi kader Partai Demokrat Bali. Hal itu disampaikan Ketua DPD Partai Demokrat Bali, Made Mudarta. “Pak SBY memberikan gambaran bagaimana perkembangan situasi politik dan kondisi partai, termasuk isu-isu terakhir seperti kasus Nazaruddin, Angelina Sondakh dan lainnya,” jelas Mudarta, Senin 11 Juni 2012.

Dalam kesempatan itu, SBY, sebagaimana dituturkan Mudarta, meminta agar berbagai kasus yang membelit Partai Demokrat dijadikan pelajaran berarti. Ia berharap agar seluruh kader dapat mengambil hikmahnya dan berharap peristiwa serupa tak terulang kembali di masa mendatang.

Kasus korupsi Wisma Atlet yang dilakukan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, dianggap sebagai longgarnya proses seleksi yang longgar bagi calon legislatif. “Atas hal itu Pak SBY meminta agar seleksi calon legislatif diperketat. Ada persyaratan umum dan akan ada persyaratan khusus. Persyaratan khusus itu sedang digodok oleh pusat,” ungkap Mudarta.

Intinya, kata Mudarta, SBY berharap agar seleksi kader di internal Partai Demokrat diperketat. Salah satu persyaratan umum yang dimakud untuk lebih menyeleksi calon legislatif adalah persyaratan agar memiliki 2 ribu dukungan untuk DPRD tingkat provinsi, dan dukungan seribu orang untuk tingkat kabupaten/kota.

Tak dimungkiri, hal itu diinginkan SBY karena berkaca pada kasus-kasus dugaan korupsi yang membelit kader Partai Demokrat.

Hal tak kalah pentingnya lagi, yang menjadi wejangan SBY selama di Bali adalah setiap kader diminta menerapkan politik yang cerdas, santun dan bersih dari praktek korupsi kolusi dan nepotisme yang merupakan musuh negara dan menjadi tuntutan reformasi.
Terakhir yang ditekankan SBY agar seluruh kader dan pengurus agar dapat hidup sederhana dan memberikan contoh kepada masyarakat.
“Jika kader tidak mau melaksanakan apa yang menjadi harapan, imbauan ataupun harapan SBY dalam praktek politik sehari-hari, maka mereka dipersilakan keluar atau minggir dari partai,” imbuh Mudarta. BOB-MB