Ilustrasi pemerasan
Denpasar (Metrobali.com)-

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Yosep H.A. Renung Widodo membantah anak buahnya melakukan aksi pemerasan kepada turis asal Taiwan, Zhang Tao. “Petugas kami tidak ada ada yang melakukan pemerasan terhadap turis asal Tiongkok,” kata Yosep di kantornya, Kamis 17 September 2015.

Yosep menjelaskan, kala itu jajarannya curiga terhadap gelagat Zhang Tao yang tiba di Bandara Ngurah Rai sekira pukul 01.00 WITA. Saat turun dari maskapai China Southern, Zhang Tao datang ke konter Imigrasi. Ia dilayani dengan baik oleh petugas dan dilakukan wawancara.

Yosep melanjutkan, di tengah proses wawancara gerak-gerik Zhang Tao nampak mencurigakan. Zhang mengaku menginap di sebuah hotel di kawasan Kuta. Namun, saat petugas mencoba menelusuri ke hotal yang disebutkannya, tak ada nama Zhang terdaftar sebagai pihak yang memesan di kamar hotel tersebut.

Merasa tersudut oleh pertanyaan petugas, Zhang tiba-tiba mengeluarkan uang 100 RMB dan memberikannya kepada petugas. “Pemberian uang itu ditolak,” ucapnya. Lantaran ditolak, Zhang mengira pemberiannya kurang. Ia lantas mengeluarkan 100 RMB lagi.

Bedasarkan kecurigaan tersebut, Yosep mengaku petugas tersebut meminta izin untuk kepada supervisor untuk mengikuti turis tersebut. Supervisor kala itu tak memberikan jawaban tegas. “Ia hanya bilang ‘awas, hati-hati berbahaya’. Semestinya supervisor hanya boleh mengatakan ya dan tidak. Hal lainnya merupakan kewenangan Kepala Unit dan Kepala Bidang setelah menerima keputusan dari Kepala Kantor,” paparnya.

Pada titik itu Yosep melihat telah terjadi pelanggaran. Semestinya jika menemui kecurigaan, maka turis tersebut mestinya dibawa ke kantor untuk dilakukan pemeriksaan, bukan diselesaikan sendiri. “Ini adalah kewenangan yang melampaui batas. Seharusnya dia menyerahkan kepada supervisor untuk mendalami, bukannya menyelesaikan sendiri. Jadi, saya garisbawahi di sini bahwa anggota saya yang telah menerima uang, apapun alasannya tetap salah,” ungkapnya.

Renung juga sangat menyayangkan sikap anggota yang menutupi kejadian ini sampai akhirnya kasus ini terungkap setelah menerima laporan bahwa ada 6 orang turis Tiongkok yang merasa di peras oleh petugas Imigrasi.

“Saya sangat menyayangkan sikap anggota saya yang menutupi kejadian ini. Bahkan saya tahu kejadian setelah menerima laporan dari Polsek KP3 Bandara Ngurah Rai,” jelasnya.

Hingga kini, dua petugas Imigrasi Ngurah Rai itu masih dalam proses penyidikan kepolisian. JAK-MB