Nusa Dua (Metrobali.com)-

Kepala Humas dan Hubungan Kelembagaan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), A Rinto Pudyantoro menandaskan hingga tahun 2017, BP Migas akan membangun lima proyek besar. Dari ke lima proyek itu, di antaranya adalah pengembangan Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Jawa Timur dan pengembangan blok Masela di lepas Pantai Maluku.

“Pengembangan di blok itu segera direalisasikan, terutama di blok Masela di lepas Pantai Maluku. Itu secepatnya direalisasikan agar perbatasan negara kita dengan Australia lebih jelas,” tutur Rinto di sela acara “Indonesia HR Summit 2012 di Nusa Dua, Bali, Kamis, 27 September 2012.

Hal mendesak yang perlu segera di bangun di blok Masela, lanjit Rinto, adalah “Floating Liquefied Natural Gas” (FLNG), karena bagian dari perbatasan negara Indonesia.

Selanjutnya, proyek ke tiga yang bakal digenjot adalah percepatan proses pengembangan dan pembangunan blok East Natuna yang berbatasan dengan China selatan. Sama halnya dengan blok Masela, pembangunan blok ini untuk menunjukkan kedaulatan RI di wilayah perairan berbatasan dengan China selatan itu.

Sementara itu, soal ketersediaan sumbet daya alam di Tanah Air, Rinto mengaku cukup melimpah. Yang penting untuk diperhatikan adalah pengelolaannya yang efektif dan efisien, sehingga berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“SDA kta akan terus berkurang jika ia dimanfaatkan. Maka dari itu, pengelolaannya mesti efektif dan efisien. Dari estimasi per tahun mencapai tiga persen dari jumlah SDA yang dikelola,” papar rinto.

Sementara Kepala BP Migas, R Priyono mengatakan, pengembangan proyek-proyek minyak dan gas bumi di perbatasan tidak hanya diperhitungkan dari sisi ekonomi semata, namun juga terkait dengan kedaulatan wilayah NKRI. Hal itu juga sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.

“Pengembangan proyek-proyek minyak dan gas bumi mendukung akselerasi peningkatan perekonomian nasional, namun semata tidak soal itu. Tapi ada hal lain seperti wilayah NKRI yang perlu diperhatikan,” imbuh Priyono.

Dari aspek ekonomi, industri hulu minyak dan gas bumi telah berperan serta dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia selama ini, karena jumlah perputaran uang yang cukup besar di industri tersebut. BOB-MB