Ini Lima Harapan Masyarakat Buleleng ke Puspayoga
Buleleng (Metrobali.com)-
Masyarakat Kabupaten Buleleng memiliki harapan besar yang belum terwujud hingga pemerintahan gubernur saat ini, karenanya mereka menitipkan pesan kepada Wakil Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga agar memperjuangkan lima hal penting tersebut.
Lima hal penting itu disampaikan lewat Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat menghadiri mesimakrama dengan Puspayoga di Gedung Serba Guna Kecamatan Busung Biu, Buleleng, Rabu (17/4/2013).
Bupati Agus mengungkapkan, dari sekian banyak keinginan masyarakat yang dipimpinnya, setidaknya ada lima pesan yang dititipkan kepadanya agar kelak pemerintahan provinsi Bali bisa memujudkan harapan tersebut.
Lima pesan itu pertama keinginan warga memiliki sebuah bandara internasional sendiri di wilayah mereka yang hingga sekarang belum teralisasi.
Pemerintah provinsi dinilai belum sepenuhnya mendukung rencana itu padahal berdirinya bandara di daerah berjuluk Bumi Panji Sakti itu tak lain untuk bisa mendorong percepatan pembangunan di wilayah Bali Utara sehingga ketimpangan dengan Bali Selatan bisa teratasi.
“Yang kedua masyarakat Buleleng berharap agar segera dibangun jalan shortcut atau jalan pintas yang menghubungkan Singaraja dan Denpasar,” ujar Agus dalam acara yang dihadiri ratusan warga dan tokoh masyarakat se Busung Biu.
Jalan pintas shortcut itu penting sebagai solusi atas kendala transportasi penghubung Kota Singaraja dan Denpasar, selama ini memiliki medan cukup berat melalui jalan-jalan berbelok naik turun cukup tajam.
Dengan adanya shortcut itu, jarak tempuh akan lebih pendek sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat lebih banyak.
Ketiga warga berharap adanya pengelolaan aset-aset provinsi di Kabupaten Buleleng yang jumlahnya cukup banyak. Dengan begitu aset aset itu bisa lebih dioptimalkan untuk kepentingan masyarakat.
Pesan keempat, kata Agus, warganya berharap adanya perhatian lebih pemerintah lewat kucuran anggaran lebih besar untuk mendanai berbagai kegiatan pembangunan di Buleleng seperti peningkatan infrastruktur jalan sekolah dan kesehatan.
“Saat ini alokasi anggaran dari provinsi ke Buleleng masih rendah sekira Rp3 sampai Rp 5 Miliar, ke depan diharapkan kepemimpinan baru bisa meningkatkan besaran anggaran pembangunan,” imbuhnya.
Sedangkan pesan terakhir atau kelima warga Buleleng adalah bagaimana pemerintah provinsi membuat regulasi yang jelas bidang tranportasi dan pariwisata sehingga bisa lebih memberi ruang bagi wilayah Bali Utara bisa berkembang lebih baik dari selama ini.
Yang terjadi selama ini, kata Agus, adalah ketimpangan pembangunan wilayah Bali Selatan dengan Bali Utara maupun barat dan timur sebagai akibat pembangunan terfokus pada Bali Selatan.
Menanggapi hal itu, Puspayoga yang dalam pemilihan gubernur berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan menilai bahwa semua harapan masyarakat Buleleng itu sangat realistis dan tidak muluk-muluk.
Realistis karena, semua itu mencerminkan harapan dan kebutuhan masyarakat sejak lama yang hingga kini belum terwujud.
Tidak muluk-muluk, sambung Puspayoga, karena sejatinya semua itu bisa diupayakan, seperti dukungan anggaran mengingat provinsi cukup tersedia banyak dana terparkir dan belum dioptimalkan.
Kandidat gubernur yang diusung PDI Perjuangan itu, lalu menegaskan bahwa dirinya bersama kader petugas partai di legislatif dan eksekutif siap untuk memperjuangkan harapan masyarakat Buleleng sebagaimana disampaikan Bupati Agus.
Untuk bisa mewujudkan itu, Puspayoga mengatakan dibutuhkan kemauan yang kuat politik atau political will yang kuat keberanian seorang pemimpin di tingkat provinsi.
Karenanya dalam menjawab persoalan dan harapan masyarakat Buleleng dan Bali umumnya, seperti yang selalu disampaikan dalam visi misinya jika terpilih sebagai gubernur mendatang adalah membangun Bali yang berbasiskan kabupaten dan kota.
Berbagai ketimpangan pembangunan yang terjadi selama ini di Bali yang bertumpu di Bali Selatan sehingga wilayah lainnya seperti Bali Utara, Barat dan Timur semakin tertinggal karena tidak adanya pemerataan pembangunan.
Tak heran kemudian angka kemiskinan setiap tahun meningkat padahal di sisi lain pertumbuhan ekonomi di Bali terus menggembirakan di atas 6 persen.
“Harus ada keberanian pemimpin untuk melakukan percepatan pemerataan pembangunan, caranya dengan membangun Bali berbasiskan kabupaten dan kota,” tukas mantan Wali Kota Denpasar dua periode di acara yang dihadiri ratusan warga itu. BOB-MB
11 Komentar
pas menghayal terus, agus urus yg ada sj dulu, bayar gaji guru honor 3 bln blm digaji,, atletnya lomba bln sept blm dpt uang pembinaan, jalanan msh benyah latig,,py jgn bnyk bohong tdk ngantor saja sampe 2 thn,,,,sakti sekali,,,,
yang lebih penting itu kesehatan dan pendidikan gratis..
memang kalau baru calon itu selalu seperti itu dengan menunjukkan janji dan harapan kemakmuran tapi kalau sudah memerintah lain lagi apalagi track record calon yang satu ini sangat rendah di masyarakat…kalau 2 th ga ngantor apa itu bisa dipercaya???
Ken2ang maan dana orang bupati ngak datang diajak bahas masalah anggaran ama mentri kukkkkkk
@komang: Saje nto PAS uli pidan ngomong kene keto kale sing ade ape.
Buktiang 4 tahun ke depan ape gaene PAS jak gumi buleleng…
Tyang engsek kenehe jak PAS masak ade MUSRENBANG tusing teke memangne pipis uli membangun Buleleng uli PAD Buleleng?????
kene gen pemimpin PDIP..thn 2014 kar sing memilih partai PDIP jeg med bogbogine terus.
PAS krg bisa memberikan pendidikan politik cara berdemokrasi yg santun dan bermartabat, PAS adl bupatinya masyrkt Buleleng dr segala golongan, warna dan status sosial, sbg pejabat publik semestinya PAS netral tdk memihak slh satu pasangan dan jg menegur para pejabat publik dibwhnya spt camat, kepala desa atau lurah yg membuat kebulatan tekad mewakili desa/pakraman utk mendukung salah satu calon spt yg terjd di 17 desa di wil kec Banjar, apa sdh yakin semua warga di 17 desa tsb sdh setuju utk mendukung salah satu calon dlm hal ini paket PY dan DS, jgn biarkan intimidasi tetap tumbuh subur dlm kehidpan di msyrkt, kalo ingin menang calon yg diusung partainya lakukanlah dlm koridor kedamaian dan ketenangan bukan penekanan dan intimidasi, tunjukkan bhw PILGUB bs berjln aman tentram dan damai dgn memberikan kebebasan kpd msyrkat utk memilih calon/figur sesuai asas pemilu yg LUBER, suksma.
Ne bo keanehan pak Agus, sebagai bupati mestinya harus netral. Permintaan masyarakat Buleleng itu mestinya disampaikan ke kedua paket calon. Pak Agus kan berbicara ats nama bupati yg mewakili semua golongan
Kenapa ke paket PAS aja.
Ne bo kene… nyilem pang sing ngenah awakne…tp jitte ngebul ia. Kentara skl pak Agus mendukunng paket PAS.
Mestinya permintaan itu disampaikan.jg ke paket PastiKerta. Apalagi pak Mangku putra daerah buleleng. Asane paekan pak Agus menyame jak pak Mangku ketimbang ajak PY.
Mungkin pak Agus takut ia menyampaikan permintaan masyarakate ke pak Mangku. Takut nanti bgt disodorin… langsung tandatanganin nye .
Baru2 ini kan ada itu KMPB bikin komitment juga. Sing buin mekelo pak Mangku berpikir jeg langsung teken. Kasihan calon yg lain sampai skrg blm jg tanda tangan.
Ya,…. kasi dulu mempelajari sambil pikir2, sekalian membereskan visi dan misinya yg blm selesai digarap. Cuman kasihan aja, PRnya jd menumpuk sekarang.
Sabar….masih ada waktu.
sudah ketare bupatine totonan memihak jak Pas , kalau dah begini sing netral disemua golongan adane , jeg pragat uluk uluk bupati … cang cing je milih bupati kekene ape clekotokane apalagi calon gubeure ane dukunge ajak bupati totonan….jeg ne hati nurani mejalan
masyarakat buleleng harusne jengah jgn terus menerus mau dibodohin. Pemimpin yg cerdas, merakyat, mempertahankan/melindungi adat budaya bali, program pro rakyat yg sudah terbukti dan berani mengambil keputusan sudah ada di depan kita, jgn karena partai kita melupakan dan berpaling dari Pak Mangku Pastika. saya juga penggemar pdip tapi nanti untuk tahun 2014.
Betul nike pak Made, aspirasi masyrakat semestinya disampaikan ke semua calon tdk hny ke PAS aja shg baru kelihatan netralitasnya dan merpkan bupatinya msyrkt buleleng bkn bupati partai.
Kira” kpn ya PAS akan tanda tangani kontrak politik yg dimediasikan KMPB, kok lama sekali mempelajarinya? Katanya memihak rakyat, melestarikan budaya dan menjaga tanah Bali, dlm kontrak dgn KMPB khan sdh ada point”nya, jgn” takut diikat dgn kontrak biar nantinya tdk ada yg mengikat, kalo mmg membela wong cilik segera datangi KMPB dan lakukan kontrak politik.
warga buleleng yang ngerti dan jeli kini saatnya betul2 mengenali siapa peminpin daerahnya …nu deen ente ngajumang paket PAS… pak Cagub DUA TAHUN TIDAK NGANTOR ,Men yen nyemak gaji NGantor ??? wakakakaakakaa>>>
pak BUPATI SIBUK MILU NGURUSIN ELITE POLITIK ,RAKYAT ULING KECAMATAN TEJAKULA KANTI UJUNG KAUH TO DATA ,MEKEJANG NGESIK KE BADUNG NGALIH AMAH>>>BULELENG GUMINE BANGKE ruuuuuuu>>>>>>>