Jakarta (Metrobali.com)-

Pengamat politik LIPI, Ikrar Nusabakti menegaskan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla merupakan dua figur favorit dipilih masyarakat dan paling kecil resistensinya jika mereka berpasangan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

“Yang paling kecil resistensinya, pasangan capres Jokowi-Jusuf Kalla. Ini peluang menang paling besar,” kata pengamat politik LIPI Ikrar Nusabakti pada diskusi Pilar Negara di Senayan, Jakarta, Senin (2/9).

Diskusi yang mengambil tema; “Mencari pemimpin baru Indonesia; geliat para capres jelang pemilu 2014” menghadirkan pembicara ; Wakil ketua MPR. Hajrianto Y Thohari, Waketum Gerindra Fadlizon dan pengamat politik LIPI, Ikrar Nusabakti.

Lebih lanjut Ikrar menjelaskan nama Jokowi selalu menjadi teratas dari hasil berbagai survei, jika maju sebagai capres. Sementara JK, tambahnya juga selalu teratas jika maju sebagai cawapres.

Sementara, nama Prabowo Subianto memang pada awalnya selalu menempati rangking tertinggi sebelum munculnya nama Jokwi. Namun begitu muncul nama Jokowi, maka nama Prabowo menjadi tenggelam.

Karena itu Ikrar mendesak PDI-P untuk segera mendeklarasikan Jokowi sebagai capres 2014.

Menurut Ikrar, penomeana pemilih PDI-P pada tahun 1999 akan bisa terjadi lagi pada 2014 apabila PDI-P tidak salah strategi lagi.

“Kalau capresnya PDI-P Jokowi, maka akan mudah. Dan itu akan mendongkrak perolehan suara PDI-P pada pemilu legislatif,” kata Ikrar.

Menurut Ikrar jika pengumuman capres ditunda setelah pemilu legislatif, maka hal itu akan sangat terlambat dan tidak akan bisa menambah suara PDI-P.

Ikrar berharap pada Rakernas PDI-P tanggal 6 s/d-8 September nanti akan ada pernyataan soal capres.

“Kalau alasannya agar Jokowi tidak menjadi sasaran tembak, itu sangat naif. Lebih baik dinyatakan sekarang daripada menunda-menunda. Sekarang tidak disebut saja, Jokowi sudah jadi sasaran tembak,” kata Ikrar. AN-MB