Jakarta (Metrobali.com)-

Eksistensi nilai-nilai falsafah Pancasila semakin tercederai oleh ideologi transaksional partai politik yang hanya berorientasi pada kekuasaan dan kepentingan ekonomi kelompoknya, kata pengamat politik dan peneliti senior LIPI Prof Dr Siti Zuhro.

Pengingkaran nilai-nilai Pancasila karena ideologi transaksional hampir terjadi pada semua nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila, kata Siti Zuhro dalam pemaparannya kepada Antara di Jakarta pada Selasa (1/10).

Ideologi transaksional tersebut, lanjut Siti, dapat dilihat jelas dari perilaku partai politik yang tidak lagi berpedoman pada akar ideologinya dalam berkoalisi dengan kelompok lain.

“Dalam banyak hal, tidak ada pertimbangan warna ideologi dalam melakukan kerja sama, seperti dalam mencalonkan presiden atau wakil presiden dan kepala atau wakil kepala daerah,” ujar Siti Zuhro, yang juga penulis sejumlah buku bertemakan politik dan sosial.

Namun, yang sekarang ditampilkan partai politik, menurut Siti, adalah pemikiran pragmatis dan oportunis yang hanya berdasarkan keuntungan politik dan ekonomi.

Siti mengatakan partai yang selalu mengedepankan basis ideologinya, seperti apa yang partai itu sebut nasionalis, religius, demokratis atau Islam, sudah merasa lazim untuk berkoalisi dengan partai yang berbeda akar ideologiny.

Ideologi politik yang transaksional pun akhirnya merusak nilai-nilai Pancasila ketika nilai-nilai Pancasila hanya dijadikan etalase “dagangan”, bukan sebagai pilar kokoh.

Siti juga mencotohkan ideologi transaksional itu seperti politik “dagang sapi” yang menjadikan perilaku korupsi sebagai keniscayaan.

“Bila hal tersebut terus dibiarkan, bukan tak mungkin dampaknya bisa berakibat fatal pada eksistensi negara kesatuan republik Indonesia,” ujar dia.

Ia menyampaikan hal tersebut terkait peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh setiap pada 1 Oktober.

Hari Peringatan Kesaktian Pancasila selalu diperingati setiap tahun dan ditetapkan pemerintah sebagai bagian dari bentuk pengakuan atas keberhasilan Bangsa Indonesia mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa di era 1960-an.

Pada 2013, tema yang diusung adalah “Mewujudkan Nilai-Nilai Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa”.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur pada Selasa pagi. AN-MB