Bangli, (Metrobali.com)

Serangkaian Peringatan Hari Rabies Se-Dunia Tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Bangli melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli menggelar acara Workshop Rabies dan Kesejahteraan Hewan dengan tema : ‘MENDOBRAK BATASAN RABIES’ (upaya bersama untuk perubahan yang berkelanjutan) yang diselenggarakan di Auditorium Musium Gunung api Batur pada Kamis, (10/10/24).

Bali sebagai DTW utama Dunia, saat ini masih mengalami kasus gigitan anjing yang sangat besar. Data Dinkes Prov Bali jumlah kasus gigitan anjing di Bali tahun 2024 sebanyak 44.070 kasus. Dari jumlah tersebut 312 orang dinyatakan positif. Itu diakibatkan oleh cakupan vaksinasi tidak maksimal yang disebabkan banyaknya anjing liar dan kesadaran masyarakat yang masih kurang. Peta jalan penanggulangan rabies tahun  2014 mencanangkan Indonesia bebas rabies pada  tahun 2020 telah gagal, kemudian peta jalan kedua tahun 2019 Indonesia bebas Rabies pada Tahun 2030 karena kurangnya koordinasi dan sinergitas antara entitas pemerintah dan non – pemerintah.

Adapun tujuan terselenggaranya cara tersebut untuk motivasi dan membangun kolaborasi, komunikasi dan koordinasi yang kuat antara  para pemangku kepentingan. Mencari solusi yang kreatif dan efektif dalam upaya penggulangan rabies serta meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dan multi-sektor. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua (2) hari dengan melibatkan berbagai sektor yang berkepentingan dan memiliki tanggung jawab terhadap penanggulangan rabies di Kabupaten Bangli dengan harapan para pemangku kepentingan tersebut memberikan sumbangsih pemikiran yang inovatif dan efektif dalam pemberantasan Rabies di Kabupaten Bangli.

Dalam kesempatannya Pjs. Bupati Bangli Dr. Drs. I Made Rentin, AP., M. Si. menyatakan Workshop Rabies dan Kesejahteraan Hewan ini sebagai bagian Peringatan Hari Rabies Sedunia. Kegiatan ini menunjukkan bahwa sebuah sinergi dan kolaborasi yang kuat antara Pemerintah Kabupaten Bangli dengan Lembaga Non- Pemerintah yang memiliki perhatian terhadap permasalahan rabies ini. Permasalahan rabies ini telah menjadi perhatian khusus tidak hanya di Kabupaten Bangli namun mencakup seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.
Seluruh pemangku kepentingan dikerahkan sesuai dengan kompetensi dan tupoksi masing-masing untuk memastikan tidak ada lagi kasus rabies di masyarakat. Perlu di garis bawahi, bukan hanya memastikan tidak adanya angka kematian akibat rabies akan tetapi memberantas rabies dari sisi hewannya karena permasalahan ini tidak hanya terkait kesehatan manusia dan juga berkaitan dengan kesehatan hewan.

Upaya pemberantasan rabies ini kunci utamanya ada di Capaian Vaksinasi, dimana jika capaian vaksinasi diatas 70% dan menggunakan vaksin yang sesuai standar WHO, maka angka kasus gigitan positif rabies dapat ditekan. Bentuk intervensi kontrol populasi melalui sterilisasi dan kastrasi juga akan secara signifikan membantu menjaga kestabilan populasi yang tentunya didukung dengan data populasi yang akurat.

“Bagi Pemerintah Kabupaten Bangli, bentuk intervensi yang berkolaborasi dengan pihak non- pemerintahan dalam hal ini dengan Yayasan Bali Animal Welfare Association melalui Program Dewata merupakan salah satu strategi yang efektif. Data populasi anjing yang lengkap by name by address, hasil capaian vaksinasi yang diatas 70% dan pelaksanaan kontrol populasi merupakan bukti efektivitas program ini. Tentunya kolaborasi ini akan tetap dibangun dengan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan untuk memastikan keberhasilan dari intervensi ini, ujarnya.

“Kepada semua instansi pemerintah dan swasta, bahkan seluruh lapisan masyarakat di Bangli, saya mengharapkan agar membantu upaya pemberantasan rabies ini dengan koordinasi, komunikasi dan kolaborasi yang berkesinambungan. Tentunya hal ini pasti memiliki tantangan dan kendala, namun saya harapkan seluruh pihak yang terlibat dapat merubah tantangan menjadi solusi yang efektif.
” Terimakasih kepada Yayasan BAWA yang didukung oleh Four Paws International atas kolaborasi dan sinerginya dalam pemberantasan rabies di Kabupaten Bangli”, ungkapnya.
Saya berharap kolaborasi ini dapat berjalan secara berkelanjutan dengan mencakup lebih banyak desa di wilayah Kabupaten Bangli. Dan saya berharap workshop ini dapat menjadi awalan yang baik dalam membangun strategi pemberantasan rabies yang efektif dan tidak hanya berhenti di pertemuan ini namun dapat di tindak lanjuti dengan pertemuan lanjutan lainnya secara berkesinambungan, tutupnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, perwakilan dari Dirjen PKH Kementan RI, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli, Kepala Pelaksana Badan Penanggungan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kab. Bangli, Perwakilan Kadis Kesehatan Kabupaten Bangli, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali, Perbekel Desa Batur Selatan dan Batur tengah, Bendesa Adat Batur, Four Paws Internasional, Ketua Yayasan BAWA beserta Para tamu undangan lainnya. (RED-MB)