Hortikultural

Denpasar (Metrobali.com)-

Subsektor hortikultura (NTP-H) dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) Bali perannya mengalami peningkatan sebesar 2,25 persen dari 103,23 persen pada bulan Agustus 2014 menjadi 105,55 persen pada September 2014.

“Kenaikan NTP pada subsektor hortikultura itu dipengaruhi oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 2,65 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu (4/10).

Ia mengatakan, kondisi itu lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,36 persen. Kenaikan indeks yang diterima petani didorong oleh naiknya indeks harga kelompok sayur mayur sebesar 2,94 persen.

Selain itu juga kenaikan buah-buahan sebesar 2,48 persen dan tanaman obat sebesar 2,50 persen. Kenaikan harga pada kelompok sayur mayur dipicu oleh naiknya harga kembang kol sebesar 10 persen dan tomat 9,67 persen.

Panasunan Siregar menambahkan, demikian pula cabai merah meningkat 6,75 persen, kentang 5,89 persen.

Kenaikan harga di tingkat petani untuk kelompok buah-buahan antara lain didorong oleh naiknya harga buah anggur sebesar 23,15 persen, jeruk sebesar 4,93 persen.

Selain itu harga pisang meningkat 4,13 persen, nangka 3,79 persen, pepaya 1,76 persen.Sedangkan untuk kelompok tanaman obat-obatan kenaikan harganya antara lain dipicu oleh kenaikan harga komoditas kunit 2,41 persen, jahe 1,92 persen dan lengkuas 1,92 persen.

Kenaikan indeks harga yang dibayar petani akibat naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,39 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,30 persen.

Panasunan Siregar menambahkan, subsektor hortikultura merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Dari lima komponen itu tiga di antaranya mengalami kenaikan dan dua terjadi penurunan.

Ketiga komponen yang mengalami kenaikan selain sub sektor hortikultura juga sub sektor tanaman pangan dan subsektor peternakan.

Sementara dua komponen lainnya yang mengalami penurunan adalah sub sektor tnaman perkebunan rakyat dan subsektor perikanan, ujar Panusunan Siregar.