Panusunan Siregar

Denpasar (Metrobali.com)-

Subsektor hortikultura berkontribusi menurunkan nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Bali sebesar 0,65 persen dari 102,98 persen pada Januari 2015 menjadi 102,31 persen pada Februari 2015.

“Penurunan tersebut sebagai akibat berkurangnya indeks harga yang diterima petani (lt) sebesar 1,03 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu. (7/3)

Menurut dia, indeks harga yang diterima petani tersebut juga mengalami penurunan sebesar 0,39 persen. Kelompok komoditas yang mengalami penurunan harga meliputi sayur mayur 2,28 persen dan buah-buahan 0,47 persen.

Kelompok tanaman obat-obatan mengalami kenaikan sebesar 2,48 persen. Secara umum komoditas hasil hortikultura yang mengalami penurunan harga antara lain salak, cabai rawit, cabai merah, dan kol (kubis).

Panasunan Siregar menambahkan bahwa penurunan indeks harga yang dibayar petani secara umum disebabkan oleh turunnya harga barang (jasa) yang dikonsumsi petani (IKRT) 0,45 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,22 persen.

Subsektor hortikultura merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Empat lainnya meliputi subsektor perikanan, tanaman pangan, peternakan, dan perkebunan.

Dari lima subsektor yang berperan terhadap pembentukan NTP Bali, dua subsektor yang mengalami penurunan selain hortikultura juga subsektor tanaman perkebunan rakyat (TPR) sebesar 2,08 persen.

Sedangkan tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan yang meliputi subsektor perikanan 1,30 persen, tanaman pangan 0,84 persen dan peternakan 0,42 persen. AN-MB