Yogyakarta (Metrobali.com)-

Seluruh partai politik peserta Pemilu 2014 perlu secara kolektif mendeklarasikan dan menerapkan prinsip politik murah untuk memulihkan kepercayaan masyarakat, kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Erwan Agus Purwanto.

“Kalau prinsip politik uang yang sampai sekarang masih dianggap wajar dilakukan oleh parpol masih berlangsung, saya rasa, rasa percaya masyarakat terhadap sistem demokrasi dan partai politik akan terus menurun,” kata Erwan di Yogyakarta, Minggu (15/12).

Menurut Dekan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM ini, biaya demokrasi yang mahal justru akan memicu pelaksanaan tata pemerintahan yang serba transaksional di kemudian hari.

“Biaya politik yang mahal tentu akan menjadi beban partai dan akhirnya transaksional dan memicu praktik-praktik korupsi,” katanya.

Erwan mengatakan mengacu beberapa studi maupun simpulan beberapa lembaga survei, selama ini yang masih menduduki posisi tidak dipercaya adalah partai politik.

Sistem demokrasi, kata dia, yang selama ini diperjuangkan pascarezim orde baru akan menjadi sia-sia. Sistem itu justru akan dipertanyakan karena tidak kunjung membawa perubahan.

“Ini sudah parah karena seharusnya parpol yang termasuk elemen demokrasi dapat menjadi instrumen agar masyarakat menjadi lebih baik, kini justru dipertanyakan,” katanya.

Untuk itu, menurut dia, kesadaran untuk mendeklarasikan politik murah perlu dilakukan tidak hanya secara parsial, namun menyeluruh. Seluruh parpol perlu melakukannya secara kolektif.

“Kalau tidak dengan gerakan bersama ini akan sulit. Semuanya perlu mendeklarasikan untuk memperbaiki cara atau sistem yang selama ini telah dilakukan,” katanya.

Selanjutnya, menurut dia, upaya itu perlu diimbangi dengan penekanan sistem yang transparan dalam setiap pembiayaan maupun penerimaan dana kampanye. Selain untuk mengetahui besaran dana , hal itu juga menjadi penguat rasa kepercayaan masyarakat.

“Timbulnya korupsi maupun transaksional politik itu kan seluruhnya implikasi dari pendanaan politik yang sebelumnya tidak transparan,” kata dia. AN-MB