Hendak Berselancar, Warga Medewi Meninggal Karena Tenggelam
Jembrana (Metrobali.com)
Sempat mendapat perawatan di RSU Negara, Saumi Akbar Cahyo (26), warga Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali dinyatakan meninggal dunia. Korban sebelumnya tenggelam saat hendak berselancar di Pantai Yehsumbul, Desa Yehsumbul pada Sabtu (18/5/2024).
Kabid Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara, dr Gusti Ngurah Putu Adnyana menjelaskan, korban merupakan pasien rujukan dari Puskesmas 1 Pekutatan. Pasien tiba di RSU Negara pada Sabtu (18/5/2024) sekitar pukul 10.25 Wita dengan kondisi penurunan kesadaran.
Tim medis RSU Negara langsung melakukan resusitasi jantung dan paru-paru serta memasang ventilator untuk membantu pernapasan. Namun kondisi pasien tidak menunjukkan perbaikan.
Pada Selasa (21/5/2024) sekitar pukul 4.00 Wita, kondisi pasien semakin memburuk dan tim medis kembali melakukan resusitasi. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. “Oleh tim yang menangani, pasien dinyatakan meninggal dunia pukul 07.00,” ujar dokter Adnyana, Selasa (21/5/2024).
Disebutnya pasien mengalami aspirasi pulmonal, yaitu kondisi dimana cairan masuk ke dalam paru-paru akibat tenggelam. Dan diperparah dengan kondisi jantungnya yang sudah tidak bagus akibat tenggelam.
Sementara itu, Kapolsek Mendoyo, Kompol I Dewa Gede Artana menjelaskan, dari keterangan saksi, korban sekitar pukul 09.00 dilihat berenang ketengah mencari ombak sambil membawa papan selancar. Tidak berselang lama, korban tidak terlihat lagi.
Beberapa warga yang melihat kejadian itu langsung berenang ketengah dan menyelam. “Korban ditemukan tenggelam tidak sadarkan diri dengan kaki masih terikat tali selancar,” jelasnya.
Korban kemudian dibawa ke tepi pantai dan diberikan pertolongan pertama. Dari mulut korban sempat keluar air namun kondisinya tidak kunjung membaik. Korban selanjutnya dibawa ke Puskesmas 1 Pekutatan. “Kami mendapat laporan bahwa korban meninggal di rumah sakit tadi pagi,” ujarnya.
Ditambahkan Kapolsek, dari keterangan saudara korban, Juliatisah (38) bahwa korban sebelum pergi ke pantai untuk berselancar sempat muntah-muntah. Namun korban tetap berangkat. “Masih kami dalami. Termasuk mencari tahu apakah ada unsur kelalaian yang menyebabkan korban tenggelam,” ungkapnya. (Komang Tole)