Jakarta (Metrobali.com)-

Menteri Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan penilaian masyarakat terlalu menitikberatkan pada bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) padahal pemerintah juga menyiapkan program-program lain untuk kompensasi kenaikan harga BBM.

“Sebetulnya program kompensasi seluruhnya berjumlah Rp30 triliun, BLSM hanya salah satu program pemerintah untuk mengurangi risiko masyarakat miskin menghadapi kenaikan harga,” kata Hatta Radjasa saat meninjau penyaluran BLSM di Kramat Jati, Jakarta, Selasa (25/6).

Hatta mengatakan salah satu program yang secara signifikan bermanfaat kepada masyarakat luas adalah perbaikan dan pembangunan infratruktur dasar. Program tersebut, akan menampung banyak tenaga kerja dan hasilnya bisa dimanfaatkan banyak orang.

Untuk anggaran perbaikan dan pembangunan infrastruktur dasar itu, Hatta mengatakan pemerintah mengalokasikan anggaran Rp7,5 triliun dari semula hanya Rp6 triliun.

“Tenaga kerja yang akan tertampung dalam program itu sangat besar. Program itu untuk perbaikan dan pembangunan air bersih, jalan desa, irigasi, perumahan dan lain-lain yang semuanya adalah infrastruktur dasar,” tuturnya.

Hatta mengatakan inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM hanya akan berlangsung sementara. Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, termasuk melalui program kompensasi, inflasi pasti akan kembali stabil.

“Kita harap akan terjadi keseimbangan. Masyarakat tidak mampu akan dibantu supaya tidak menambah kemiskinan di Indonesia,” ujarnya.

Terkait dengan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini, Hatta mengatakan hal itu tidak terkait dengan program kompensasi kenaikan harga BBM. Justru dengan penyesuaian subsidi BBM, Hatta mengatakan seharusnya memperkuat rupiah.

“Rupiah saat ini terlalu dipengaruhi faktor eksternal terutama ‘quantitative easing’ yang dipercepat. Namun, itu sudah diantisipasi dan pemerintak sudah memperkirakan,” katanya.  INT-MB