Gianyar (Metrobali.com)-

PT Pertamina mengajukan rencana kenaikan harga elpiji 12 kilogram pada 2013 depan. Kenaikan itu untuk menutup kebocoran keuangan Pertamina sebesar Rp5 triliun. Namun, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, banyak hal untuk mempertimbangkan permintaan itu.

“Kita pikirkan. Tidak serta merta kita setujui. Kita pikirkan daya hidup masyarakat. Kita juga harus pikirkan cash flow-nya pertamina. Jadi hal-hal seperti ini harus dihitung baik-baik,” kata Hatta di sela penanaman pohon bersama Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Gianyar, Bali, Sabtu 8 Desember 2012.

Selain itu, rencana kenaikan Tarif Daftar Listrik (TDL) juga menjadi pertimbangan bagi Hatta untuk menyetujui permintaan Pertamina. “Jadi, jangan sampai dalam waktu yang bersamaan kita melakukan sesuatu yang akibatnya masyarakat tidak terlalu kuat. Kita lihat dulu seperti apa ya,” imbuh Hatta.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan dalam waktu dekat Pertamina kembali menyampaikan surat pengajuan kenaikan harga elpiji untuk 2013. Hal itu dilakukan untuk mencegah BUMN itu mengalami kerugian dari sektor elpiji seperti yang dialami beberapa tahun belakangan.

“Kami punya tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan agar tidak rugi. Salah satunya adalah menghindarkan kerugian yang berkelanjutan dari elpiji. Minggu depan mungkin kita kirim surat kembali untuk pengajuan kenaikan harga di 2013,” katanya.

Hanung mengungkapkan untuk 2012 saja Pertamina diprediksi akan mengalami kerugian sebesar Rp5 triliun dari produksi dan penyaluran elpiji. Untuk itu, Pertamina akan berusaha tidak lagi memberikan subsidi kepada elpiji 12 kilogram, karena pemerintah telah memberikan subsidi kepada masyarakat tidak mampu melalui elpiji 3 kilogram.

Menurutnya, saat ini Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp4.000-Rp4.500 per kilogram dari elpiji 12 kilogram. “Kalau pun nanti kita menaikkan harganya sebesar Rp4.000 untuk elpiji 12 kilogram, Pertamina itu belum untung karena hanya impas,” jelasnya. BOB-MB