Foto: Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto, S.H., M.H.,(kiri) saat bersama Ketua Umum PSI Grace Natalie (kanan).

Denpasar (Metrobali.com)-

Walau belum mencapai target perolehan kursi, prestasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Bali cukup menggembirakan. PSI menjadi satu-satunya partai politik (parpol) baru yang berhasil menempatkan satu calegnya terpilih di DPRD Bali periode 2019-2024.

PSI sebagai parpol pendatang baru juga berhasil merebut dua kursi DPRD Kota Denpasar periode 2019-2024 dimana tidak ada parpol baru lain yang berhasil merebut kursi legislatif di Kota Denpasar.

Satu caleg PSI yang berhasil merebut kursi DPRD Bali yakni Grace Anastasia Surya Widjaja Dapil (Daerah Pemilihan) Denpasar. Sementara dua kursi DPRD Denpasar dari PSI diraih Agus Wirajaya (dari Dapil Denpasar Utara) dan satu kursi lagi berhasil direbut “Srikandi” Emiliana Sriwahjuni (Dapil Denpasar Selatan).

Terkait hasil ini, Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto, S.H., M.H., mengaku cukup puas dan bersyukur.

“Kami tetap bersyukur capaian PSI secara nasional 1,8 persen dan di Bali satu-satu partai baru yang dapat kursi di DPRD Bali dan dua kursi di DPRD Denpasar,” kata Adi Susanto ditemui di Denpasar, Kamis (23/5/2019).

Di sisi lain perolehan kursi PSI di Pileg 2019 yang ketiganya dipersembahkan caleg  PSI di Kota Denpasar mengindikasikan bahwa penerimaan masyarakat terhadap partai besutan Grace Natalie ini cukup tinggi di Ibukota Provinsi Bali ini.

Bahkan Denpasar berpotensi menjadi basis atau lumbung suara PSI ke depan. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik masyarakat di Denpasar yang heterogen atau beragam dari berbagai latar belakang dan juga mayoritas termasuk pemilih cerdas.

Yang penting pula masyarakatnya cukup aktif di media sosial dimana PSI memang terlihat aktif menggunakan kanal media sosial sebagai sarana sosialisasi, menjangkau dan berkomunikasi dengan masyarakat.

“Denpasar sebagai daerah urban yang heterogen tentu akan kita jadikan acuan ke depan. Kita akan jadikan Denpasar basis PSI di Bali,” kata Adi Susanto yang juga advokat di Kantor Hukum Widhi Wasa Nugraha & Partners itu.

Dari Kota Menguat ke Desa

Pria yang juga caleg DPR RI Dapil Bali dari PSI ini mengakui posisi tawar PSI di Denpasar cukup tinggi sebagai partai baru yang mengusung DNA anti korupsi dan anti intoleransi.

Hal inilah yang salah satunya sesuai dengan karakter masyarakat Denpasar yang heterogen dan membutuhkan terjaganya toleransi dan harmonisasi kehidupan di tengah keberagaman atau pluralisme.

“Kita perjuangkan anti intoleransi. Ini yang membuat PSI di daerah perkotaan bisa mencapai posisi empat hingga lima besar. Seperti di Jakarta kita empat besar, di Denpasar juga,” ungkap politisi asal Desa Bugbug, Karangasem ini.

Spirit dan nilai-nilai perjuangan PSI akan semakin digaungkan dimulai dari perkotaan dengan juga memperkuat sosialisasi di media sosial. Kemudian menyebar ke desa-desa tentu dengan pendekatan yang sedikit berbeda dan dimodifikasi.

“Acuannya keberhasilan PSI di daerah perkotaan ini akan kita sebarkan hingga ke daerah lainnya, ke desa-desa tentu dengan pendekatan yang berbeda. Masyarakat di pedesaan butuh sentuhan langsung sebab pragmatismenya juga masih tinggi,” ujar Adi Susanto yang juga Direktur LSP LPK Monarch Bali ini.

Tetap Berkarya untuk Masyarakat, Rawat Kantong Suara

Adi Susanto juga meminta para caleg PSI yang belum berhasil di Pileg 2019 ini jangan patah semangat. Melainkan harus tetap berkarya dan berjuang untuk masyarakat dengan kemampuan dan cara masing-masing.

“Perhatian kepada masyarakat tidak harus jadi anggota Dewan dan tidak harus di parlemen. Bisa dengan cara apapun,”kata Adi Susanto yang juga Dewan Pembina Yayasan Widhi Sastra Nugraha yang menaungi LPK Monarch Bali ini.

Ia juga meminta para caleg dan kader PSI tetap menjaga kepercayaan masyarakat pemilihnya dan menjaga kantong-kantong suara yang telah diraih sebagai modal kuat pada hajatan Pileg 5 tahun mendatang di tahun 2024.

“Jaga komunikasi dengan masyarakat. Ketika mereka butuh bantuan kita harus tetap hadir memberikan solusi agar simpati masyarakat kepada PSI pada Pileg 2024 semakin tinggi,” ujar Adi Susanto.

Bagi partai pemenang, PSI mengingatkan bahwa perjuangan mereka tidak akan mudah. Sebab mereka harus betul-betul membuktikan diri layak mendapatkan mayoritas suara masyarakat.

“Ketika mereka jadi mayoritas tapi anggota legislatifnya tidak bisa melaksanakan tugas-tugasnya, tentu masyarakat akan kecewa dan mengevaluasi mereka dengan tidak memilih,”  tandas Adi Susanto. (wid)