• Calon Gubernur (Cagub) Bali nomor urut 1, Dr. Ir. Wayan Koster poto bersama dengan pengurus Musyawarah Pelayanan Antar Gereja (MPAG) usai melaksanakan ramah tamah di Revaya Ayung Villa, Rabu (6/6).  

Denpasar (Metrobali.com)-

Dukungan terus mengalir ke Pasangan Calon Gubernur (Cagub) Bali nomor urut 1, Dr. Ir. Wayan Koster dan Tjokorde Artha Ardana Sukawati (Koster-Ace). Kali ini dukungan itu datang dari para penggiat gereja gereja di Bali yaitu dari Musyawarah Pelayanan Antar Gereja (MPAG) Bali.

Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah perpolitikan di Bali, baru kali ini MPAG Bali  ikut dalam riak pesta demokrasi agar Bali dipimpin putra terbaik yang menghantarkan kesejahteraan untuk masyarakat.  Komitmen politik itu ditunjukkan dengan menyatakan pernyataan sikap dukungan yang disampaikan para tokoh dan pendeta gereja seluruh Bali di Revaya Ayung Villa, Rabu (6/6).

Acara ramah tamah tersebut berjalan dama-, ceria dan indah, seperti harapan masyarakat Bali. Bali ini ingin damai dan aman dalam proses Pilkada Bali yang akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018. Dalam acara ramah-tamah bersama para hamba Tuhan ini menghadirkan Calon Gubernur (Cagub) Bali nomor urut 1, Dr. Ir. Wayan Koster.

Kehadiran Wayan Koster disambut langsung Ketua MPAG Bali Bishop I Nengah Suama, didampingi pendeta senior Rock Timotius Arifin, Tokoh pengusaha Kristen Filemon Koweho, Jonathan selaku Ketua PGLI Bali beserta Ketua MPAG Kota Denpasar Pendeta Olimpas.

Kegiatan tersebut dipandu pengusaha dan desainer properti Ir. Hendra Dinata bertujuan hanya sekedar tatap muka dan mendengarkan visi-misi Paslon Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) sebagai bentuk komitmennya dalam menjaga alam, budaya dan masyarakat Bali.

Wayan Koster dalam pemaparannya menyampaikan apresiasi atas dukungan uang telah diberikan kalangan gereja melalui MPAG Bali yang didalamnya ada sekitar 546 pendeta yang tersebar di 9 kabupaten/ kota seluruh Bali. Dijelaskannya masyarakat Bali tidak fanatik atas perbedaan agama dan kenyakinan sehingga terbangun sebuah situasi toleransi yang tinggi didukung tatakrama sosial kemasyarakat yang sangat harmonis.

Kondisi ini juga telah membuktikan kepariwisataan Bali bisa berjalan sangat baik didukung kearifan lokal masyarakat Bali yang berlandaskan “Tri Hita Karana”.

Berbagai bentuk akukturasi budaya di Bali patut dijadikan bukti sejarah bahwa Bali kuat didalam keragaman dan budaya.

“Masyarakat Bali tidak fanatik agama, cair, hidupnya sangat bersahabat, toleran dan sangat adaptif. Cara hidup seperti itu sangat cocok jadi daerah pariwisata,” papar mantan DPR RI tiga periode ini.

Pemaparan Wayan Koster langsung diapresiasi Ketua MPAG Bali Bishop I Nengah Suama. Menurutnya Wayan Koster sangat berkarakter, berani dan memiliki pemikiran visionir bagi pembangunan dan masyarakat Bali kedeoan. Pendeta yang sudah lebih dari dua dekade mengabdikan hidupnya sebagai hamba Tuhan ini yang juga mewakili para pendeta yang hadir dalam kesempatan tersebut juga menaruh harapan besar kepada Wayan Koster agar semangat keteguhan menjaga alam dan manusia Bali mampu menghantarkannya sebagai Gubernur Bali.

Pengalaman menjadi wakil rakyat di Senayan Wayan Koster dikenal cerdas dan visionir namun tetap rendah hati.

Pengalaman sebagai wakil rakyat dengan dukungan suara terbanyak dari masyarakat Bali merupakan sebuah fakta sejarah Wayan Koster telah melewati berbagai dinamika politik hingga tiba saatnya mengabdi untuk kampung halamamanya untuk berbuat lebih banyak.

Kepercayaan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati kepada Wayan Koster juga sebagai apresiasi karena dinilai berprestasi sebagai ketua DPD PDI-P Bali yang sukses membesarkan partai dalam semangat pengabdian.

Bishop I Nengah Suama juga menjelaskan di pesta demokrasi di Indonesia dan Bali pada khususnya sebelumnya umat Kristiani sempat terhimpun dalam sebuah partai politik yakni Partai Kristen Indonesia (Perkindo) namun dalam perjalanannya banyak tokoh partai dan simpatisan melebur dan memperkuat gerbong PDI Perjuangan, karena memiliki semangat dan visi-misi yang sama dalam membangun dan mempertahankan NKRI.

Jatuhnya pilihan untuk mendukung pasangan Koster-Ace juga dijelaskan sudah terlihat jauh sebelum berlangsungnya dua kali debat terbuka yang mempertemukan kedua Paslon. Program dan visi-misi Paslon nomer urut 1 Koster-Ace dilihat lebih nasionalis, realistis, terukur dan bisa dicapai.

“Kami sebenarnya tulus saja dan kami tidak berharap banyak sama beliau. Paling tidak yang bisa kami doakan beliau bisa menjalankan impiannya itu, visi dan misinya itu kami rasa sudah cukup. Kami tidak ingin membebani beliau dengan hal-hal tidak perlu,” tegasnya. RED-MB