ilustrasi : properti di Bali (pixabay)

 

Denpasar, (Metrobali.com) 

 

Harga properti residensial di Bali terus menunjukkan tren kenaikan pada triwulan II 2024. Berdasarkan Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia Provinsi Bali, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) mencatat angka 104,27, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,86% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan IHPR triwulan sebelumnya yang berada di angka 103,81 (1,48%; yoy).

Pertumbuhan IHPR ini didorong oleh kenaikan harga di tiga tipe properti, yaitu rumah kecil (luas bangunan ≤36 m²), menengah (36-70 m²), dan besar (>70 m²). Kenaikan harga masing-masing tercatat sebesar 1,73% (yoy) untuk tipe kecil, 2,36% (yoy) untuk tipe menengah, dan 1,70% (yoy) untuk tipe besar.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa kenaikan harga bangunan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan IHPR. Hasil survei menunjukkan bahwa 43% responden mengidentifikasi kenaikan harga bangunan sebagai penyebab utama naiknya harga unit rumah.

Pada triwulan II 2024, pangsa penjualan terbesar tercatat pada rumah tipe menengah sebesar 49%, disusul oleh rumah tipe kecil yang mencapai 37%. Meskipun penjualan properti residensial terus bertumbuh, sejumlah faktor masih menghambat perkembangan dan penjualan properti primer di Bali, seperti uang muka (DP) yang tinggi, masalah perizinan, suku bunga KPR, serta kenaikan harga bangunan.

Dalam aspek pembiayaan, SHPR mencatat bahwa pembangunan properti residensial di Bali sebagian besar didanai oleh perbankan sebesar 44% dan dana dari pengembang (developer) sebesar 47%. Sisanya, yaitu 9%, berasal dari dana pembeli melalui uang muka (DP).

Sementara dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah primer dilakukan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan pangsa sebesar 80%. Adapun skema pembayaran lainnya, seperti Cash Bertahap dan Cash Keras, masing-masing mencatat 15% dan 5% dari total penjualan rumah primer di Provinsi Bali.

Dengan kenaikan harga yang terus berlanjut, pasar properti residensial di Bali diperkirakan akan terus menjadi perhatian utama bagi para pengembang dan calon pembeli di masa mendatang.(rls)