kakao

Denpasar (Metrobali.com)-

Harga Kakao hasil perkebunan rakyat Bali di tingkat petani naik dari Rp32.800 pada Januari lalu menjadi Rp37.500/kg dalam minggu II Agustus 2014, sehingga penambahan nilai jual itu cukup berarti bagi masyarakat perdesaan.

“Lancar pemasaran hasil perkebunan rakyat itu diharapkan petani akan lebih bergairah untuk memelihara tanamannya sehingga menghasilkan buah yang berkualitas,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Sabtu (16/8).

Hasil perkebunan rakyat itu semakin gencar memasuki pasar ekspor bahkan dalam perolehan devisanya mampu menyalip hasil perdagangan kopi yang sudah menjadi mata dagangan tradisional yang dikapalkan ke luar negeri.

Ia mengakui kakao produksi petani daerah ini baru memulai memasuki pasar ekspor dengan tujuan utama adalah konsumen Amerika Serikat, Australia dan Jerman tentu dalam jumlah masih terbatas yakni masih dalam belasan ton per bulan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali melaporkan bahwa, realisasi perdagangan luar negeri berupa kakao baru tercatat sebanyak 67 ton yang dikapalkan ke pasar ekspor dengan harga 586.798 dolar AS selama Januari-Mei 2014.

Perolehan devisa tersebut ternyata mampu menyalip hasil perdagangan Kopi Bali yang selama ini sudah memasuki pasar mancanegara terutama ke Jepang, Prancis dan negara Eropa lainnya yang hanya 426.580 dolar hasil pengapalan 66 ton.

Dewa Made Buana Duwuran mengatakan, ada tiga daerah yang mengembangkan tanaman kakao yang cukup di daerah ini yakni petani di Kabupaten Tabanan seluas 5.063 ha, menyusul Jembrana, 3.555 hektare (ha), Buleleng 1.258 ha sisanya di Badung, Klungkung, Bangli dan Karangasem.

Masuknya kakao produksi Bali memasuki pasar ekspor, maka perolehan devisa dari hasil perkebunan rakyat daerah ini mampu menembus angka 1 juta dolar AS Januari-Mei 2014, naik 129 persen dari periode sama sebelumnya yang hanya 442 ribu dolar.

Besar perolehan devisa hasil perkebunan itu, berkat kakao hasil panenan masyarakat Bali semakin gencar memasuki pasar ekspor bersama vanili, kopi, demikian Dewa Made Buana Duwuran. AN-MB