Ilustrasi

Karangasem, (Metrobali.com) –

Peternak Babi kini bisa sedikit bernafas lega, pasalnya setelah sempat anjlok akibat serangan virus misterius yang membuat ternak Babi mati mendadak kini hargan ditingkat peternak berangsur pulih bahkan cenderung meningkat.

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang peternak yang juga sekaligus pembeli Babi untuk dipotong, I Wayan Sepel (70) asal Desa Duda Utara, Selat, Karangasem, bahwa belakangan ini harga daging babi sudah berangsur kembali normal.

“Tadi saya motong untuk patungan beli Babi tetangga Rp. 20 ribu perkilonya, harganya sudah kembali normal dibandingkan sebelumnya,” ungkap Sepel kepada media ini pada, Jumat (29/05/2020).

Sebelumnya, dampak merebaknya virus yang menyerang ternak Babi warga hingga membuat ternak mati secara mendadak mengakibatkan harga Babi ditingkat peternak menjadi anjlok hingga Rp. 15 ribu sampai Rp. 16 ribu perkilogramnya.

“Sekitar sebulan lalu saya jual dua ternak Babi dengan harga Rp. 16 ribu perkilonya, takut semakin merugi karena ternak tetangga sudah ada yang kena virus, normalnya, sebelum virus menyerang ternak, harga Babi ditingkat peternak dikisaran Rp. 25 ribu sampai Rp. 28 ribu perkilonya,” tambah Sepel.

Tak hanya Sepel, hal yang sama juga dirasakan oleh peternak lainnya, I Ketut Artayasa (31). Kekhawatiran akan serangan virus tersebut menyebabkan Artayasa juga lebih memilih untuk menjual ternaknya meski dengan harga murah ketimbang ternaknya mati dan semakin merugi.

“Waktu virus merebak, saya juga jual Babi dengan harga murah, mau gimana ketimbang rugi total,” tutur Artayasa. (Sua)