Purwokerto (Metrobali.com)-

Menteri Negara Riset dan Teknologi (Meneg Ristek) Gusti Muhammad Hatta menegaskan bahwa konsumsi energi Republik Indonesia terus meningkat rata-rata tujuh persen per tahun selama 10 tahun terakhir. Oleh karena itu, ia berharap segala pihak turut membantu untuk menurunkan ketergantungan minyak bumi serta meningkatkan peran jenis energi baru dan terbarukan (EBT).

“Sudah saatnya Indonesia memanfaatkan energi alternatif sebagai pengganti fossil fuel dan mendukung program produk hemat energi, environmental friendly dan clean technology. Diantaranya EBT yang berasal dari pengolahan limbah tahu yang ada di Desa Kalisari ini. Dimana limbah tersebut bisa bermanfaat sebagai bahan bakar biogas,” papar Gusti dalam acara Pembentukan Konsorsium Pemanfaatan Teknologi Produksi Kedelai dan Pengolahan Limbah Tahu untuk Energi Biogas, di Desa Kalisari, Banyumas, Jumat (25/10/2013) lalu.

Menurut Gusti instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Desa Kalisari merupakan salah satu yang terbesar, karena berada di satu tempat. IPAL di  Desa Kalisari ini juga merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.

“Semoga dengan adanya IPAL dan diresmikannya Desa Kalisari sebagai Desa Mandiri Energi dapat mengatasi permasalahan energi  di desa-desa yang ada di nusantara ini. Saya berharap semua komponen masyarakat termasuk dunia usaha memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan energi alternatif ini,” harap Gusti.

Terkait pembentukan konsorsium, dia mengatakan bahwa hal itu dilakukan agar dalam pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik.

“Kita kalau mengerjakan sendiri kan hasilnya beda dengan dikerjakan secara ‘keroyokan’ yang hasilnya lebih bagus. Semua ahli di bidang itu akan berkumpul, sehingga kita akan membuat yang lebih besar lagi dengan teknologi yang lebih bagus lagi,” katanya.


Berkaitan dengan kondisi tersebut, Kementerian Ristek akan mengawal, dan akan terus mendorong pemanfaatan limbah-limbah seperti ini menjadi biogas. Ia mencontohkan di Banyumas tidak hanya limbah pembuatan tahu, tapi  ada limbah tapioka.

“Saat ini Kemenristek gencar melakukan kegiatan riset konsorsium dalam pengembangaan dan penggunaan teknologi  sumber EBT untuk menggantikan bahan bakar fosil atau minyak bumi. Karena, EBT merupakan bagian dari pengembangan teknologi hijau yang aplikatif,” tutup Gusti. RED-MB