Gus Yoga Serap Aspirasi Pecalang, Perjuangkan Kesejahteraan Penjaga Benteng Budaya Bali: Dari Insentif hingga BPJS Ketenagakerjaan
Foto: Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Partai Gerindra, Ida Bagus Yoga Adi Putra yang akrab Gus Yoga bersama para pecalang dari Desa Adat Sanur.
Denpasar (Metrobali.com)-
Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Partai Gerindra, Ida Bagus Yoga Adi Putra, mendengarkan langsung aspirasi para pecalang Desa Adat Sanur dalam pertemuan hangat di rumah aspirasinya, Sabtu (8/3/2025). Belasan pecalang hadir, menyampaikan aspirasi dan keluh kesah mereka terkait kesejahteraan dan dukungan operasional yang masih minim.
Bagi Gus Yoga yang juga Ketua DPC Gerindra Kota Denpasar, pecalang bukan sekadar penjaga keamanan, tetapi juga benteng terakhir penjaga desa adat, pelestari adat dan budaya Bali. Mereka tulus ngayah (mengabdi) tanpa pamrih, menjaga ketertiban dalam setiap upacara adat hingga mengawal agenda pemerintahan seperti KTT G20.
Pecalang yang berkontribusi menjaga keamanan di tiap wilayah juga berkontribusi terhadap terjaganya keamanan Bali secara umum sebagai salah satu unsur vital dan terpenting bagi keberlangsungan pariwisata Bali. Jadi peran pecalang tidak bisa diremehken begitu saja.
“Kami sangat mengapresiasi pengabdian pecalang di seluruh Bali, khususnya di Kota Denpasar. Mereka menjaga keamanan dengan spirit ngayah, tetapi kita tidak boleh menutup mata terhadap kesejahteraan mereka. Jadi itu yang harus kita perjuangkan bersama,” ujar Gus Yoga.
Ketua Pecalang Desa Adat Sanur, Ketut Suparta, menegaskan bahwa pihaknya telah berulang kali menyuarakan kebutuhan pecalang kepada Pemkot Denpasar dan Pemprov Bali. Dari seragam, alat komunikasi, kendaraan operasional, hingga jaminan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan, semua masih menjadi kebutuhan mendesak.
“Terima kasih kepada Gus Yoga yang mau mendengar langsung aspirasi kami. Kami berharap perjuangan ini membuahkan hasil, agar pecalang bisa lebih diperhatikan,” kata Suparta.
Menanggapi hal ini, Gus Yoga berjanji akan mendorong pemerintah agar lebih peduli terhadap para pecalang. Baginya, ngayah tidak berarti harus mengorbankan kesejahteraan. Setidaknya, kata dia, ada bentuk perlindungan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan agar pecalang tidak dibiarkan begitu saja saat mengalami insiden dalam bertugas.
“Kami akan perjuangkan insentif dan jaminan sosial bagi pecalang, minimal ada bantuan dari pemerintah kota untuk BPJS Ketenegakerjaan bagi pecalang. Mereka berkorban untuk desa adat, sudah saatnya mereka juga mendapatkan perlindungan yang layak,” tegas wakil rakyat dan politisi muda Gerindra yang juga putra dari mantan Wakil Ketua DPRD Bali dan mantan Anggota DPR RI dari Partai Gerindra Ida Bagus Sukarta (almarhum) itu.
Dengan pertemuan ini, harapan baru bagi pecalang di Kota Denpasar pun muncul. Mereka ingin ngayah tetap menjadi tugas mulia, namun dengan jaminan yang lebih pasti untuk masa depan mereka. (wid)