Foto: Anggota Badan Sosialisasi MPR RI, AA Bagus Adhi Mahendra Putra, M.H., M.Kn. (AMP), yang akrab disapa Gus Adhi mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Kota Denpasar, Bali, pada Jumat 27 September 2024.

Denpasar (Metrobali.com)-

Di tengah hiruk-pikuk menuju Pilkada Serentak 2024, sosok Anggota Badan Sosialisasi MPR RI, AA Bagus Adhi Mahendra Putra, M.H., M.Kn. (AMP), hadir di Kota Denpasar, Bali, pada Jumat 27 September 2024 membawa pesan sejuk untuk masyarakat. Lewat kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi itu kembali mengingatkan pentingnya memegang teguh Empat Pilar Kebangsaan sebagai fondasi hidup berbangsa dan bernegara.

Empat pilar yang disosialisasikan tak lain adalah Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang disosialisasikan yaitu, Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Nilai-nilai ini bukan sekadar jargon, tetapi menjadi kompas yang menuntun masyarakat melewati derasnya arus dinamika politik. Dalam suasana yang kerap kali memanas, Gus Adhi menekankan bahwa persatuan, spirit persaudaraan, dan gotong royong adalah modal utama bangsa ini untuk terus maju.

“Pemahaman dan pengamalan Empat Pilar Kebangsaan bukan hanya tugas negara, tetapi tanggung jawab kita semua sebagai warga negara,” tegas Anggota Komisi II DPR RI itu,

Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali itu mengingatkan, bahwa dalam tahun politik seperti saat ini, masyarakat harus cerdas, kritis, dan tetap setia pada hati nurani saat memilih pemimpin. “Jangan sampai terjebak pada politik uang. Pilihlah pemimpin yang benar-benar membawa kebaikan bagi masyarakat, bukan yang hanya memberi janji sesaat,” tambahnya.

Wakil rakyat berhati mulia, gemar berbagi dan dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini juga menyampaikan pesan penting tentang perbedaan. Menurutnya, perbedaan pilihan politik adalah hal biasa dalam demokrasi, namun jangan sampai menjadi sumber perpecahan. Sebaliknya, masyarakat harus melihat perbedaan sebagai kekuatan, seperti halnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

“Dalam suasana Pilkada yang sering memanas, Empat Pilar ini harus menjadi bintang pemandu yang menjaga kita tetap berjalan di jalan yang benar,” kata politisi Golkar yang juga salah satu inisiator lahirnya Undang-undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali dan berhasil mengawal penuh hadirnya payung hukum untuk Provinsi Bali ini hingga diakuinya subak dan desa adat di Undang-Undang Provinsi Bali ini.

Pada akhirnya, Gus Adhi mengibaratkan Empat Pilar Kebangsaan sebagai pondasi rumah besar bernama Indonesia. “Jika pondasi ini kuat, rumah akan kokoh meski diterpa angin kencang,” katanya penuh makna. Dengan semangat gotong royong dan kesadaran penuh akan pentingnya keutuhan bangsa, Pilkada Serentak 2024 diharapkan bisa berjalan dengan aman, damai, dan bebas dari segala bentuk kecurangan.

Empat Pilar ini bukan sekadar teori, melainkan cahaya yang membimbing bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Bagi Gus Adhi, Pilkada bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi tentang menjaga persatuan, merawat kebhinekaan, dan membangun negeri bersama. (wid)