Foto: Pendiri AMP Foundation Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (AMP) yang akrab disapa Gus Adhi yang juga Anggota DPR RI Dapil Bali.

Badung (Metrobali.com)-

Pendiri AMP Foundation Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (AMP) yang akrab disapa Gus Adhi yang juga Anggota DPR RI Dapil Bali ini menegaskan praktik money politic atau politik uang harus ditolak  dan dilawan dalam pesta demokrasi Pilkada Serentak 2024.

Money politic adalah bahaya laten dalam demokrasi dan menjadi salah satu dari 3 dosa besar dalam demokrasi. Money politic sangat berbahaya karena bisa juga membunuh niat dan impian anak-anak muda terjun ke politik dan menjadi calon pemimpin masa depan.

Hal itu ditegaskan Gus Adhi dalam sambutannya saat Sekolah Ngurah Rai di Kerobokan, Badung yang bernaung di bawah AMP Foundation melepas kelulusan ratusan siswa SMP Ngurah Rai, SMKS Ngurah Rai dan SMAS Ngurah Rai pada Rabu 22 Mei 2024.

Pelepasan ratusan Siswa Plus Sekolah Ngurah Rai menuju jenjang yang lebih tinggi ini menjadi bentuk nyata komitmen AMP Foundation ikut mewujudkan kelahiran generasi cerdas dan berkarakter dalam membantu mewujudkan Bali sebagai Provinsi Rujukan Pendidikan Tinggi dan Budaya Adiluhung.

Lebih lanjut Gus Adhi menyampaikan pesan penting mengenai tantangan demokrasi di masa depan kepada para guru dan siswa sekolah Ngurah Rai. Ia menekankan bahwa para lulusan Ngurah Rai tidak boleh terlibat dalam praktik politik uang (money politic) saat Pilkada Kabupaten/Kota se-Bali dan Pilgub Bali November 2024 mendatang. Gus Adhi yang masih bertugas sebagai Anggota Komisi II DPR RI ini menegaskan bahwa politik uang merupakan ancaman laten dalam demokrasi yang dapat merusak integritas politik karena tingginya biaya politik yang harus ditanggung.

“Money politic adalah bahaya laten. Karena apa bahaya laten? Coba kalau Money Politic ini dilakukan terus saya yakin adik-adik sekalian tidak akan pernah tertarik dengan politik karena cost politiknya sangat tinggi. Inilah saya pesankan adik-adik sekalian yang sebentar lagi akan mempunyai hak pilihnya di Pilkada dan Pilgub,” ujar Gus Adhi yang dikenal luas kepeduliannya pada dunia pendidikan Bali dan telah menyalurkan 425 beasiswa pendidikan untuk generasi muda Bali.

Gus Adhi yang secara militan mengkampanyekan gerakan anti-money politic juga berpesan kepada para siswa yang akan memiliki hak pilih agar menjauhi politik uang dan menjadi bagian dari gerakan anti-money politic. Gus Adhi mengingatkan bahwa generasi muda adalah embrio pembangunan bangsa dan penting untuk menjaga kejujuran dalam proses demokrasi.

“Di hari perpisahan ini saya titip pesan, sebagai jebolan Ngurah Rai, sebagai anak-anak didik kami dan saya secara pribadi melakukan gerakan anti-money politic. Hari ini patut dan penting saya sampaikan kepada adik-adik sekalian karena kalian merupakan embrio pembangunan bangsa. Apalagi guru-gurunya, jangan sampai tergiur dengan money politic,” bebernya.

Wakil rakyat berhati mulia, gemar berbagi dan dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini kemudian mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan bangsa jika demokrasi tidak diisi oleh generasi-generasi yang berdedikasi tinggi.

“Saya dimana-mana berbicara begini karena apa? Karena bukan kepentingan saya, karena saya takut sekali demokrasi dan perjalanan bangsa ini kalau tidak diisi oleh kalian yang memiliki dedikasi maka akan hancur bangsa ini,” pungkas politisi Golkar yang juga salah satu inisiator lahirnya Undang-undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali dan berhasil mengawal penuh hadirnya payung hukum untuk Provinsi Bali ini hingga diakuinya subak dan desa adat di Undang-Undang Provinsi Bali ini. (wid)