Foto: AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra), Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali yang juga Ketua Depidar SOKSI Bali meninjau kondisi hutan lindung yang gundul di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Sabtu (3/7/2021).

Jembrana (Metrobali.com)-

Aksi pembabatan atau pembalakan hutan lindung di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana kian memprihatinkan. Kondisi ini pun mendapatkan perhatian serius AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra), Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali yang juga Ketua Depidar SOKSI Bali.

Amatra yang akrab disapa Gus Adhi ini turun langsung meninjau kondisi hutan lindung di Desa Manistutu ini Sabtu sore (3/7/2021) didampingi tokoh masyarakat dan pemerhati lingkungan seperti I Ketut Master perintis Pokdarwis Wirawana Pegubugan yang juga mengembangkan Manistutu Camping Ground (Mantu Cager) di dekat areal hutan lindung ini.

Peninjauan ke kawasan hutan ini dilakukan di sela-sela Gus Adhi menyerahkan bantuan aspirasi dalam Gerakan SOKSI Membangun untuk berbagai kelompok masyarakat di Jembrana di bidang pertanian dalam arti luas, perikanan dan kelautan, kehutanan dan UMKM dengan total bantuan sebesar Rp 6 miliar lebih dan terbanyak di Bali dari total bantuan yang dikucurkan sebesar total Rp 23 miliar lebih.

Begitu sampai di hutan lindung Desa Manistutu ini, Gus Adhi yang dikenal pencinta lingkungan sangat terkejut dan mengaku miris serta prihatin dengan kondisi kawasan hutan lindung yang terlihat banyak areal gundul dibabat warga. Parahnya lagi areal hutan gundul yang dibabat ini ditanami pisang oleh warga setempat sehingga tentunya akibatnya berpengaruh pada serapan air di kawasan hutan lindung ini yang nantinya berdampak buruk bagi kawasan pertanian di Jembrana.

Gus Adhi pun merasa sedih dengan kerusakan hutan ini. “Apa yang saya dengar selama ini bahwa kerusakan hutan sangat masif di Kabupaten Jembrana, hal itu ternyata saat ini saya melihat sendiri. Di belakang saya ada pohon pisang, kebun rumput gajah, dan di atas sana gundul semua,” terang Gus Adhi sambil menunjukkan kondisi kerusakan kawasan hutan lindung ini.

Ia mengingatkan kalau perambahan dan pembalakan hutan seperti ini tetap terjadi maka kehidupan kita akan terancam. Tidak hanya itu, areal pertanian di Jembrana yang mempunyai kelebihan dibandingkan kabupaten/kota yang lainnya juga akan turut terancam dengan kekeringan.

“Kondisi ini harus kita sikapi dengan bijak dengan kembali melakukan penanaman pohon. Dan saya siapkan bantuan bibit pohon buah berbasis kehutanan untuk menghijaukan kembali hutan di Jembrana ini,” ajak Gus Adhi yang sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, kelautan dan perikanan dan kini bertugas di Komisi II DPRD RI.

Ia pun menegaskan dirinya akan senantiasa berada di tengah-tengah masyarakat pecinta lingkungan dan memberikan dukungan penuh pada upaya pelestarian lingkungan seperti penghijauan kembali kawasan hutan di Jembrana dan seluruh Bali.

“Dan kami akan laksanakan penanaman pohon serta memberikan edukasi kepada masyarakat betap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hutan untuk keberlangsungan pertanian, untuk anak cucu, dan atmosfer kehidupan kita,” pesan politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.

Gus Adhi lantas mengajak stakeholder kehutanan dan pemerintah daerah bersama masyarakat agar senantiasa bergandengan tangan, gotong royong dan bersinergi menjaga kawasan hutan. “Hutan lestari masyarakat sejahtera,” tegas Anggota DPR RI Dua periode yang dikenal dengan spirit dan komitmen perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” ini.

Sementara itu salah satu warga setempat yang merupakan mantan narapidana kasus ilegal loggin Ajik Suartawan mengatakan dirinya sebenarnya sangat kecewa dengan aksi pelaku pembalakan hutan yang ternyata lebih hebat dan pintar dari aparat, sampai tidak bisa  ditindak. “Tetapi, ini tidak mematahkan semangat kami untuk mengembalikan hutan Manistutu ini lestari,” katanya.

Diketahui Suartawan pernah dipenjara selama setahun lebih dikarenakan menebang kayu dan kini dirinya sadar dan menebus kekeliruannya dengan menjaga hutan. Dirinya bersama sejumlah warga termasuk muda-mudi di pinggir hutan Manistutu, merintis sejumlah program penghijauan secara swadaya.

“Untuk merintis sejumlah program tersebut, kami mengembangkan melalui Pokdarwis Wirawana Pegubugan dan juga mengembangkan Manistutu Camping Ground (Mantu Cager) di atas Bendungan Benel,” jelasnya.

I Ketut Master, yang ikut merintis Pokdarwis Wirawana Pegubugan menyebutkan wisata alam yang dikembangkan ini bukan hanya menikmati keindahan suasana tepian sungai dan hutan di Manistutu semata. Tetapi juga mengetuk para pengunjung wajib ikut memiliki dengan wajib menanam satu pohon.

“Setiap tamu yang datang ke tempat kami, wajib menanam satu pohon. Bukan semata-mata untuk wisata, tetapi juga bagaimana para tamu ikut memiliki hutan Manistutu. Mengajak menghijaukan alam dan kembalikan hutan kami,” terang Master.

 

Pokdarwis menyiapkan, lanjut master, bibit tanaman yang ditentukan Kehutanan, seperti Tangi, Tingkih, Jebugarum, Manggis, Durian, Apokat, Nangka, Aren dan tanaman kayu hasil hutan. Harapannya selain untuk penghijauan, hasil yang pohon yang ditanam itu memiliki manfaat ekonomi untuk masyarakat sekitar hutan.

“Kawasan pinggir hutan yang dikelola ini saat ini tengah ditata tanpa mengesampingkan keasrian. Di samping sebagai upaya menjaga kawasan hutan dan beberapa tempat yang suci di kawasan hulu. Sekitar empat kilo dari lokasi, terdapat Pura Pegubugan yang merupakan titik pertemuan sungai Berangbang dan Manistutu.  Pertemuan sungai di hulu ini terbentuk alami,” ungkapnya.

 

Pihaknya mengaku tidak akan putus asa. Apalagi upaya menghijaukan hutan ini mendapat dukungan dari Bupati Jembrana, Gubernur Bali, Kehutanan KRPH Bali dan kini mendapatkan dukungan penuh pula dari Gus Adhi selaku Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali.

“Kami tidak kapok dan tetap semangat.  Kalau dipangkas sepuluh, kita tanam 1000 pohon,” tansas pria yang juga ahil memodifikasi mobil offroad ini. (wid)