Foto: Anggota Badan Sosialisasi MPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra MH MKn ketika berdiskusi dengan mahasiswa/i Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara di ruang pertemuan Bedugul,Tabanan, Rabu (29/6/2022).

Tabanan (Metrobali.com)-

Sejak dicetuskan Bung Karno pada 1 Juni 1945, Pancasila telah menjadi pandangan hidup, falsafah dasar, dan pemersatu bangsa yang majemuk ini. Oleh karena itu, mahasiswa/i sebagai generasi masa depan bangsa harus berada di garda terdepan mempertahankan Pancasila dari ancaman, sekaligus mewujudkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian penegasan anggota DPR/MPR RI asal  Kerobokan-Bali, AA Bagus Adhi Mahendra Putra M.H.,M.Kn., ketika berdiskusi dengan para mahasiswa Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara (IKAMASU) di ruang pertemuan Bedugul, Tabanan, Rabu (29/6/2022).

Kehadiran pria yang akrab dipanggil Amatra di Bedugul dalam rangka kegiatan Sosialisasi Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat Pilar MPR RI yang disosialisasikan yaitu, Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Anggota Komisi II DPR RI Dapil Bali ini terus mengingatkan akan bahaya radikalisme dan intoleransi terhadap keutuhan negara dengan adanya survei yang menunjukkan perkembangan warga negara Indonesia yang terpapar radikalisme. Tidak hanya menyasar masyarakat bawah, agenda radikalisme juga telah bersarang di kalangan masyarakat terpelajar, termasuk dunia kampus.

“Radikalisme kini telah menyerang kaum terpelajar, termasuk dunia kampus,” kata Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini mengingatkan.

Survei Setara Institute tahun 2019 menemukan banyak dosen-mahasiswa 10 perguruan tinggi negeri terkemuka terpapar radikalisme. Bahkan, survei mencatat radikalisme dan penolakan kepada Pancasila beredar di kalangan PNS dan TNI, yakni 19,4 persen PNS (2017), dan 3 persen TNI (2019),” papar politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.

Oleh karena itu, Anggota Badan Sosialisasi Fraksi Partai Golkar MPR RI  ini mengajak mahasiswa dan mahasiswi untuk menjaga Pancasila dari ancaman sekaligus mewujudkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi, penyebaran radikalisme cenderung lebih mudah menyasar para pemuda ataupun para pelajar.

“Ancaman radikalisme dan intoleransi kepada para pemuda atau pelajar atau mahasiswa/I itu nyata. Tahun 2019, jumlah pelajar yang setuju Jihad dan Negara Islam mencapai 23,4 %. Tahun yang sama, terdapat 21 % pelajar menilai Pancasila tidak lagi relevan. Apalagi, hampir mayoritas pelajar menggunakan internet atau media social. Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter memiliki algoritma yang dengan sengaja mengkategorisasi preferensi dan mengulanginya berulang-ulang. Potensi terpapar pun jadi lebih mudah jika tidak ada sikap selektif-kritis,” ujar Amatra.

Ketua Harian DEPINAS SOKSI ini menambahkan generasi muda baik generasi milenial maupun generasi Z merupakan generasi yang lincah, jaringannya sangat kuat, kehidupannya sudah mengedepankan dan menguasai teknologi, maka hal ini merupakan suatu peluang bagi kebangkitan Indonesia ke depan. Yang sudah tentu untuk kebangkitan Indonesia ke depan, generasi mudanya harus dibekali dengan nilai-nilai luhur Pancasila, nilai-nilai kekuatan Empat Pilar MPR RI.

“Karena kita harus menyiapkan generasi pembangunan ke depan dan generasi muda, para mahasiswa ini merupakan pilar utama di dalam pembangunan nasional yang berbasis modernisasi, teknologi dan kemandirian,” pungkas sosok wakil rakyat berhati mulia, gemar berbagi dan dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini. (wid)