Foto: Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Prof. I Made Supartha Utama bersama para petani.

Denpasar (Metrobali.com)-

Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) menjadi komponen penting untuk mendorong modernisasi pertanian di Indonesia. Pasalnya, dengan menggunakan Alsintan dapat meningkatkan produktivitas dan hasil panen para petani.

Inovasi Alsintan di Indonesia terus berkembang, tidak sedikit perusahaan Alsintan di Indonesia mulai mengembangkan Alsintan sesuai kebutuhan petani. bahkan sesuai penyerapan, Menurut data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), jumlah pengadaan Alsintan di Kementan pada 2021 jauh lebih banyak menggunakan buatan dalam negeri ketimbang impor yang mencapai angka Rp 990,47 miliar atau 65,56 persen.

Menanggapi hal ini, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Prof. I Made Supartha Utama memberikan tanggapan. Menurutnya, di era globalisasi saat ini sangat dibutuhkan kreasi nilai yang kuat dalam sistem rantai nilai. Sehingga segala jenis bantuan dari pemerintah termasuk Alsintan dapat bermanfat bagi petani atau konsumen.

“Masing-masing pasar yang kontak langsung dengan konsumen mempunyai kekhususan nilai yang dibutuhkan dan harus dikreasi secara sistematis dalam sistem rantai nilai integratif dan kolaboratif serta yang efisien dan efektif,” jelasnya kepada media, Selasa (12/4).

Secara umum, kata Prof Supartha Utama, sistem pertanian di Indonesia memang belum sepenuhnya dalam sistem rantai nilai yang dinamis. Namun, Alsintan adalah alat pendukung yang dapat berperan dalam mengkreasi sebuah sistem nilai yang baik.

“Dalam mengintroduksikan Alsintan harus jelas pendekatan sistemnya, atau harus mampu mengefisienkan dan mengefektifkan sistem rantai nilai dengan tujuan pasar atau konsumen yang jelas,” katanya.

Peran pemerintah, menurutnya, terkait kebutuhan peningkatan komponen dalam TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) juga penting untuk diwujudkan. Dalam hal ini, evalusasi menyeluruh dipandang perlu agar industri Alsintan bisa berkembang secara dinamis.

“Dalam menggerakan sistem pertanian nasional berdaya saing di era globalisasi, pemerintah harus melakukan evaluasi sistem produksi dan rantai pasokan produk pertanian yang ada, baik lokal, regional dan nasional untuk tujuan pasar atau konsumen,” ungkapnya.

Pemerintah juga diharapkan mendukung penuh Research & Developement (R&D) terkait Alsintan dengan melakukan kerjasama menyeluruh terhadap industri dalam negeri.

“R&D sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kebutuhan alsintan tersebut yang dapat diproduksi bekerjasama dengan Industri dalam negeri dengan menggunakan sebesar-sebesarnya komponen-komponen dalam negeri.” Terangnya lebih lanjut.

Kemandirian pertanian serta perbaikan perekonomian nasional pun dapat terwujud apabila R&D tadi dijalankan secara maksimal.

“Tentunya dengan melibatkan R&D bekerjasama dengan industri, termasuk IKM (Industri Kecil Menengah) untuk pembuatan Alsintan dalam konteks menggerakan sistem pertanian yang berdaya saing tinggi akan mendorong kemandirian pangan.” Tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) tak menampik jika salah satu upaya mendorong sektor pertanian yang maju, mandiri dan modern salah satunya dengan penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan).

Menurutnya, Mekanisasi pertanian itu adalah salah satu ciri pertanian modern. Di era 4.0 saat ini, pertanian tak lagi tradisional, namun telah berkolaborasi dengan teknologi. (dan)