Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku berkomitmen kuat dalam rangka menciptakan kondisi ketersediaan darah yang aman atau safe blood. Hal ini dikatakannya ketika menerima audensi dari Kepala Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Bali Prof. Sudewa di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala, Denpasar.

 Pastika mengatakan  Bali memiliki prevalensi HIV/AIDS yang tinggi, oleh sebab itu jika ada piranti untuk menjamin kesehatan masyarakat Bali melalui skrining darah ia akan mendukungnya. “Jangan sampai pasien yang ditransfusi malah tambah sakit,” ujarnya. Oleh sebab itu Pastika meminta agar PMI Bali dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. “Nanti saya akan coba negosiasi dengan Menteri Kesehatan untuk mendapat lebih banyak bantuan skrining, ujarnya.

Sebelumnya Prof. Sudewa menyampaikan pada tahun 2011 pihaknya mendapatkan bantuan alat skrining darah NAT sebagai metode skrining darah terbaru berikut skrining darah untuk seluruh kantong darah pada tahun yang sama. Namun pada tahun 2012 dan 2013 PMI Bali hanya mendapat bantuan untuk skrining 5000 kantong darah atau hanya 10 persen dari kebutuhan satu tahun. Ia bahkan berharap bisa menerapkan skrining dengan metode Elisa dan NAT agar bisa dilakukan dengan lebih cepat. DWI-MB