DSC_9126

Gianyar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika kaget dan prihatin karena di Desa Lebih Gianyar yang berada sangat dekat dengan ibu kota justru memiliki angka kemiskinan mencapai  hampir 30%  yaitu sebanyak 399 kk dari total 1563 kk merupakan masyarakat kurang mampu. Hal itu disampaikan Gubernur Bali pada saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Lebih, dan Desa Serongga,  Gianyar guna memantau pelaksanaan program-program Bali Mandara di Kabupaten tersebut , Senin (7/7). Gubernur meminta persoalan ini dipelajari sehingga diketahui terapi yang benar terhadap persoalan tersebut. “Di daerah seperti ini harusnya 10% saja sudah sangat tinggi, kalau sampai di desa Lebih terdapat sampai sebesar itu pasti ada yang salah” tegasnya lagi.

Pastika berjanji akan terus membantu, dan mengajak semua pihak bekerja keras sehingga angka kemiskinan tersebut bisa segera diturunlkan. Pastika juga meminta Kepala Desa Lebih, Wayan Gede Pradnyana untuk bekerja lebih keras agar dalam waktu empat tahun ini angka kemiskinan bisa diturunkan hingga mencapai paling tidak 10%.

Desa Lebih sendiri adalah salah satu desa di Bali yang mendapat bantuan Gerbangsadu Mandara pada tahun 2013. Menurut ketua Bumdes Desa Lebih, Wayan Agus Mulyana, dari 1 Milyar 20 juta  bantuan Gerbangsadu Mandara yang diberikan, 200 juta sudah dipergunakan untuk membangun infrastruktur berupa bangunan Toko Serba Ada dan tempat usaha foto copy. 800 juta rupiah  sudah dikelola sebagai modal usaha Toko Serba ada dan usaha foto copy serta usaha simpan pinjam kepada keluarga RTS. Dari sejak beroperasi di awal tahun 2014, sampai saat ini sudah dicapai keuntungan sebesar kurang lebih 25 juta. Selain Gerbangsadu Mandara, menurut Gede Pradnyana, desa ini  juga sudah mendapat bantuan PNPM mandiri 3 – 4 program seperti jalan lingkungan, jalan produksi pertanian dan  senderan. 18 unit bedah rumah juga sudah terlaksana di desa ini namun, masih banyak penduduk yang memiliki rumah yang perlu direhab, dan ia mohon Pemerintah Provinsi juga memperhatikan hal itu.

Usai mengunjungi Gerbangsadu di Desa Lebih, Gubernur Bali juga melakukan peninjauan Simantri di Desa Srongga tepatnya di Simantri 103, Gapoktan Catur Mekar Nadi. Di tempat ini Pastika merasa bangga karena, Simantri di desa ini sudah berkembang cukup baik. Dari 24 ekor sapi yang diberikan pada tahun 2011, sekarang sudah menghasilkan sebanyak 28 ekor anak sapi. Pastika menghimbau gapoktan disini, bahwa program simantri ini adalah program pertanian terintegrasi, sehingga usaha ini tidak semata-mata untuk mendapatkan anak sapi, akan tetapi lebih pada keuntungan lain, seperti pupuk, gas dan bio urine. “Kalau dilakukan dengan benar, maka keuntungan dari pengolahan pupuk, gas dan bio urine akan menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar dari anak sapi, sehingga anak sapi itu hanya merupakan bonus,” pungkasnya. AD-MB